Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jaelani, Petugas PPSU yang Lukis Kolong Tol di Jakarta Barat

Kompas.com - 30/11/2022, 06:48 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jemarinya gemulai memegang kuas lukis, mewarnai sudut kolong Tol Jakarta-Tangerang yang berdebu.

Jaelani, bersama sejumlah rekan sesama anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, terlihat sibuk mengurus dinding-dinding di pinggir jalan.

Jaelani menceritakan kegiatan ini merupakan sebuah upaya mempercantik sejumlah sudut yang sering dilihat masyarakat.

"Kami bikin mural dalam rangka bikin bagus Jakarta. Disuruh pak lurah. Karena kadang-kadang, tembok dicoret-coret orang. Nah, kalau dimural kan jadi enggak dicoret," ungkap Jaelani.

Baca juga: Cerita Seniman Mural Beri Warna Ruang Publik yang Terabaikan di Kuningan

Bermodal cat minyak, Jaelani dan timnya melukis berbagai karakter dan ikon Kota Jakarta.

"Bareng Wahyudi, Didin, dan Huda, kami bikin gambar Museum Sejarah Jakarta, gambar logo DKI, logo Wali Kota Jakbar, sama gambar Jakarta tempo dulu. Temanya berbau Jakarta, yang milih gambar itu bareng-bareng sama pak lurah," kata Jaelani.

Menurut dia, sejumlah titik di Tanjung Duren ditargetkan sudah lebih berwarna hingga 3 bulan ke depan.

Memang, Jaelani diberi waktu singkat untuk menjadi pelukis dan pemural dadakan. Meski kegiatan ini baru pertama kali dilakukannya, namun hasil lukisan di dinding jalanan terlihat bak dilukis pemural profesional.

Baca juga: Jelang Diresmikan Anies, Kampung Gembira Gembrong Makin Sempurna dengan Mural

"Kami baru pertama kali melukis kayak gini. Kami enggak jago gambar sih, tapi kami memang suka melukis, bisa dikit ngegambar. Rasanya lumayan susah, lumayan berat juga. Tapi kerja tim kan bareng-bareng, yang susah, pasti bisa," ungkap Jaelani.

Tidak heran jika tugas barunya ini cukup berat baginya. Sebab, tangan Jaelani sudah lebih terbiasa memegang pacul dan tanah sejak bertahun-tahun lamanya.

Sehari-hari, meja kerja pria 40 tahun itu adalah saluran-saluran drainase di permukiman yang mampet.

"Saya ini tim teknis, jadi kalau ada saluran mampet, lahan rusak, itu saya. Kadang juga menanam tanaman, itu saya," ungkap dia.

Baca juga: BERITA FOTO: Warna-warni Mural Kampung Gembira Gembrong

Di sisi lain, Jaelani merasakan kesenangan bisa mengerjakan hal baru dengan warna, dibandingkan bermain dengan selokan yang biasanya berwarna hitam.

"Seger sih ngerjain hal baru. Tapi melukis ini lumayan ada tantangan. Tantangannya mikirin supaya tembok ini biar enggak dicoret-coret lagi," kata dia.

"Mending melukis apa bersihkan saluran? Sama aja. Kalau harus milih, melukis boleh-boleh saja," ujar Jaelani bergurau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com