Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ada Temuan Mantra Tertulis, Keluarga yang Tewas di Kalideres Dipastikan Tak Ikut Sekte Mana pun

Kompas.com - 09/12/2022, 17:32 WIB
Tria Sutrisna,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Sosiologi Agama, Jamhari, memastikan penemuan keluarga yang tewas di di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, tidak menganut paham apokaliptik atau sekte mana pun.

Menurut Jamhari, temuan fakta di lapangan Rudyanto Gunawan (71), Margaretha Gunawan (68), Budyanto Gunawan (69), atau pun Dian (40) merupakan orang yang wajar dan normal.

"Mungkin saja mereka melakukan ritual keagamaan untuk mendapatkan kesembuhan karena mereka sedang sakit atau membantu masalah yang sedang dihadapi," ujar Jamhari, dalam konferensi pers, pada Jumat (9/12/2022).

Baca juga: Polda Metro Jaya: Tak Ada Tindak Pidana dalam Kasus Keluarga Tewas di Kalideres

Sebelumnya, polisi juga sempat menyatakan ada temuan buku dari berbagai agama di dalam rumah. Atas temuan itu, Jamahri meyakini tidak ada hal yang aneh dari buku tersebut.

Jika dilihat dari kategori agama yang ada, buku-buku tersebut berisi tentang agama Kristen, Islam, dan Budha. Menurut Jamhari, buku paling banyak merupakan buku yang berkaitan dengan Islam. Adapun keluarga Rudyanto disebut menganut Kristen.

Setelah dilihat dibaca, Jamhari menyimpulkan tidak ada yang aneh dan istimewa dari buku itu. Pasalnya, kata dia, buku bisa ditemukan dan dibeli di tempat umum.

"Saya kira ini bukan menunjukkan bahwa mereka sedang mengkaji suatu pemahaman sekte atau keagamaan tertentu," kata Jamhari.

Soal temuan adanya sejumlah tulisan mantra dalam sejumlah lembar kertas, Jamhari juga menepis dugaan penganut sekte tertentu.

Baca juga: Polisi Ungkap Alasan Rudyanto yang Meninggal Duluan di Kalideres Tak Dimakamkan Keluarga

Menurut Jamhari, tulisan mantra tersebut tertulis ayat Al-quran disertai dengan minuman jeruk nipis. Temuan itu, kata Jamhari, merupakan ramuan obat biasa yang disertai doa untuk penyembuhan keluarga itu.

Jamhari menuturkan hampir semua tulisan yang ditemukan itu berbahasa Arab karena menggunakan huruf hijaiyah. Selain itu, kata dia, juga banyak petikan ayat Al-quran dalam lembaran yang ditemukan.

"Misalnya, ada satu ayat Al-quran yang diambil dari surat Yusuf yang biasanya dipakai untuk memperlancar jodoh, supaya mendapatkan kharisma aura supaya melancarkan jodoh," kata Jamhari.

Dengan begitu, Jamhari menyimpulkan ritual yang dilakukan keuarga ini bukan hal aneh. Pasalnya, orang di luar sekte pun diyakini juga melakukan ritual seperti yang dilakukan seperti mereka.

Kepastian tidak adanya dugaan keluarga itu penganut sekte tertentu juga diperkuat pernyataan Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Reni Kusumowardhani.

Menurut Reni, rating cara kematian (manner of death), baik itu Rudyanto, Reni, Budyanto, dan Dian mengarah pada cara yang natural. Tidak mengarah kepada cara kematian yang lain.

"Berdasarkan otopsi psikologis yang kami lakukan, dapat ditepis dugaan dan spekulasi terkait perilaku dan paham apokaliptik atau mungkin karena sekte atau mungkin karena adanya voluntary stop drinking and eating," kata Reni.

**

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com