Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Kenyamanan dan Keamanan, Pemprov DKI Pilih Pagari Tebet Eco Park

Kompas.com - 19/12/2022, 16:34 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Padatnya jumlah pengunjung yang mendatangi Tebet Eco Park atau Taman Kota di Tebet, Jakarta Selatan, dianggap berpotensi membuat vegetasi tumbuh-tumbuhan yang ada di sana mengalami kerusakan.

Hal tersebut membuat Pemprov DKI Jakarta berinisiatif untuk memagari kawasan Tebet Eco Park.

"Dengan adanya pemagaran ini, masyarakat lebih nyaman saat berkunjung ke Tebet Eco Park (TEP)," kata pelaksana tugas Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI, M Fajar Sauri, dikutip dari Antara (Senin 19/12/2022).

Baca juga: Tebet Eco Park Kini Dipasang Pagar Besi, Seng Penutup yang Jadi Sasaran Vandalisme Bakal Dicopot

Suasana Tebet Eco Park yang berada di kawasan Tebet Barat Raya, Jakarta Selatan, kini baru dikelilingi pagar besi permanen. Kondisi ini terpantau pada Senin (12/12/2022). KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustomi Suasana Tebet Eco Park yang berada di kawasan Tebet Barat Raya, Jakarta Selatan, kini baru dikelilingi pagar besi permanen. Kondisi ini terpantau pada Senin (12/12/2022).
Pemagaran Tebet Eco Park ini tidak dilakukan serta-merta, tetapi berdasarkan hasil evaluasi kondisi taman dengan memerhatikan masukan pengunjung selama masa uji coba pembukaan taman pada Juni 2022.

 

Ketika itu, kenyamanan di Tebet Eco Park dianggap tidak tercapai akibat banyak hal, seperti jumlah pengunjung yang melebihi kapasitas taman, munculnya Pedagang Kaki Lima (PKL) liar, parkir liar, kerusakan tanaman, lingkungan sekitar taman yang menjadi kotor, serta faktor sosial lainnya.

Karena itu, Pemprov DKI memilih untuk memasang pagar yang terbuat dari bahan baja di kawasan Tebet Eco Park.

Fajar menjelaskan bahwa pagar tersebut dibangun permanen sepanjang sekitar 1.700 meter persegi yang mengelilingi seluruh taman dan ditargetkan selesai pada Maret 2023.

Baca juga: Semula Ditutup Seng, Kini Tebet Eco Park Dipasangi Pagar Besi

Pemagaran ini dikatakan Fajar sebagai salah satu solusi yang diupayakan setelah melakukan pembatasan jumlah pengunjung Tebet Eco Park.

Sebelumnya, sistem pendaftaran masuk pengunjung Tebet Eco Park harus melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI) yang telah diterapkan sejak Juli 2022.

Pagar yang nantinya terpasang secara keseluruhan juga dirancang untuk menjaga keterbukaan taman dengan visibilitas maksimal, sesuai dengan fungsi dan tujuan awal desain taman yang hijau dan terbuka.

Karena Tebet Eco Park tidak didesain sebagai taman kota yang beroperasi selama 24 jam, maka pemagaran menjadi langkah untuk menjaga keamanan kawasan taman.

Baca juga: Jembatan di Tebet Eco Park Dipasang Sensor Beban

“Namun, tetap dengan menjaga fungsi pagar sebagai batas pengaman area taman sehingga turut mencegah penyalahgunaan area taman,” tutur Fajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com