Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Ngobrol di Gedung DPRD DKI, Pengamat Politik Nilai Heru Budi Dekat dengan PDIP

Kompas.com - 20/12/2022, 18:11 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI JAKARTA, Heru Budi Hartono, melakukan kunjungan ke sejumlah Fraksi DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (19/12/2022) siang.

Dalam kunjungannya itu, Heru tampak lebih lama berada di ruang Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta dibanding fraksi lainnya.

Mengenai hal itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menilai bahwa Heru memang dekat dengan PDIP.

"Sudah menjadi rahasia umum bahwa Heru sejak awal sangat dikaitkan dengan kedekatannya dengan PDIP," kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (20/12/2022).

Baca juga: Ditanya Alasan Temui Heru Budi di Balai Kota Jakarta, Ridwan Kamil: Rahasia...

Lebih lanjut, Adi mengatakan kalau Heru berada di lingkaran dalam kekuasaan pemerintah yang dinilai punya kedekatan dengan PDIP.

Bahkan kedekatan itu dikatakan Adi telah terjalin jauh sebelum Heru menjabat sebagai PJ Gubernur Jakarta.

Sebelumnya Heru Budi berkunjung ke sejumlah fraksi DPRD DKI Jakarta untuk melakukan pertemuan dan menjalin komunikasi.

Didampingi Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, Heru tiba di ruang rapat yang berada di ruang Fraksi PDI-P DPRD DKI sekitar pukul 13.55 WIB.

Baca juga: Heru Budi Kunjungi DPRD DKI, Pengamat Politik: Inisiatif untuk Jemput Bola

Sebelum ke Fraksi PDI-P, Heru Budi lebih dulu berkunjung ke ruangan Fraksi PKS dan PAN.

Di Fraksi PKS, Heru Budi hanya berbincang selama sepuluh menit. Sementara itu, Heru berkunjung lebih kurang 20 menit di Fraksi PAN.

Namun, di Fraksi PDI-P Heru Budi berbincang dengan para anggota fraksi sampai 30 menit.

Lamanya Heru berada di ruangan Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta rupanya dikarenakan dirinya mendapat sejumlah kritikan atas kebijakannya.

Baca juga: Baru 2 Bulan, Heru Budi Dihujani Kritik oleh DPRD DKI: dari PJLP hingga Formula E

Kritikan itu meliputi polemik pembatasan usia penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP) maksimal 56 tahun dan slogan baru Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

 

Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, menilai bahwa komunikasi publik Heru cenderung lemah sehingga beberapa kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menimbulkan polemik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com