Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendahnya Imunisasi Bikin Kasus Campak Merebak Lagi

Kompas.com - 21/01/2023, 08:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus campak di dalam negeri kembali naik efek pandemi Covid-19 selama 2 tahun terakhir.

Fokus pemerintah yang teralihkan sepenuhnya untuk mengatasi pandemi, membuat target imunisasi turun signifikan, khususnya di luar Jawa Bali.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, capaian imunisasi dalam program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), hanya mencapai 60,13 persen dari target 95 persen di luar Jawa-Bali pada tahun 2022.

Baca juga: Kemenkes: 58 Persen Kasus Konfirmasi Campak Diderita Anak yang Belum Imunisasi

Imunisasi tambahan campak-rubella ini menyasar 17.827.803 orang di luar provinsi itu. Sementara di provinsi Jawa-Bali, capaiannya 9.241.793 orang atau 98 persen dari target 95 persen.

Total, cakupan imunisasi tambahan campak - rubella dalam program BIAN secara nasional mencapai 72,7 persen atau 26.529.596 orang.

Kasus meningkat 32 kali lipat

Rendahnya cakupan imunisasi ini lantas membuat kasus campak merebak di Tanah Air sepanjang tahun 2022.

Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine menyebut, jumlahnya meningkat 32 kali lipat dibanding tahun 2021.

Pada tahun lalu, dilaporkan 3.341 kasus konfirmasi campak di 223 kabupaten kota di 31 provinsi.

"Kalau kita bandingkan dengan keadaan di 2021, memang ada peningkatan yang begitu signifikan. Dibandingkan 2021 meningkat 32 kali lipat," kata Prima dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (21/1/2023).

Baca juga: Kemenkes: Semua Umur Harus Waspada, Campak Bisa Serang Orang Dewasa

Mayoritas tak dapat vaksinasi

Prima mengungkapkan, sebanyak 58 persen kasus konfirmasi campak tersebut diderita oleh anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi.

Sisanya, baru mendapat vaksin dua dosis atau hanya 1 dosis. Secara persentase, hanya 7 persen anak dari total kasus konfirmasi yang mendapat imunisasi campak dan rubella 2 dosis atau lebih, dan 5 persen yang mendapat 1 dosis.

Sedangkan sebanyak 30 persen lainnya tak diketahui status vaksinasinya.

"Beberapa tidak diketahui status imunisasinya, mungkin ibunya lupa menyimpan catatan riwayat vaksinasi anak, atau tidak ingat apa saja vaksin yang sudah didapatkan," ungkap Prima.

55 KLB

Munculnya kasus campak membuat pemerintah daerah (pemda) setempat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Berdasarkan laporan yang diterima Kemenkes, sudah ada 55 KLB sepanjang tahun lalu.

KLB tersebut terjadi di 34 kabupaten/kota di 12 provinsi.

Adapun sebuah wilayah ditetapkan KLB jika ada minimal 2 kasus campak yang sudah terkonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium dan memiliki kaitan epidemiologi.

Baca juga: Daftar 55 KLB Campak di Indonesia, Tersebar di 12 Provinsi

Fenomena ini lantas membuat target eliminasi penyakit campak dan rubella tahun 2023 sulit tercapai.

Pemerintah sejatinya punya target untuk mengeliminasi dua penyakit menular itu di tahun 2023.

Eliminasi ini dilakukan dengan capaian imunisasi yang tinggi dan merata, serta surveilans campak dan rubella dengan target discarded 2/100.000 penduduk

"Tahun ini sebetulnya mimpinya. Tapi dengan adanya kenaikan kasus campak di negara kita, tentu mimpi mencapai eliminasi menjadi agak sulit untuk merealisasikan tahun ini," jelas Prima.

Tetap waspada

Di sisi lain, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat semua umur tetap waspada pada penularan campak.

Tak bisa dipungkiri, kasus ini juga bisa menyerang orang dewasa, meski kasus biasanya didominasi anak-anak.

Baca juga: 4 Cara Mencegah Campak pada Anak, Orangtua Perlu Tahu

Masyarakat bisa menghindari anak-anak maupun orang dewasa lain yang sudah tertular lebih dulu, mengingat campak bisa menyebar lewat angin dan droplet.

Masa penularan campak terjadi sejak 4 hari sebelum timbul bercak kemerahan pada kulit (rash) sampai 4 hari setelah timbul rash. Puncak penularan terjadi saat gejala awal (prodromal), yaitu pada masa 1-3 hari pertama sakit.

"Semua umur harus waspada. Dewasa juga bisa terserang, tapi paling banyak pada anak usia kurang dari 5 tahun," kata Nadia di hari yang sama.

Berikut ini daftar 53 KLB campak sepanjang 2022:

1. Provinsi Sumatera Barat

Kabupaten Tanah Datar (2 kasus campak)

Kabupaten Agam (3 kasus campak)

Kota Bukittinggi (11 kasus campak)

Kota Pariaman (KLB ke-1, 2 kasus campak)

Kota Pariaman (KLB ke-2, 3 kasus campak)

Kabupaten Pasaman Barat (7 kasus)

Kabupaten Solok (2 kasus)

Kota Padang (4 kasus)

Kabupaten Agam (KLB ke-2, 3 kasus campak)

Kabupaten Agam (KLB ke-3, 3 campak)

Kabupaten Agam (KLB ke-4, 7 kasus campak)

Kota Padang (KLB ke-2, 2 kasus campak)

Kota Padang (KLB ke-3, 2 kasus campak)

Kota Padang (KLB ke-4, 2 kasus campak)

Kota Padang (KLB ke-5, 2 kasus campak)

Kota Padang (KLB ke-6, 2 kasus campak)

Kota Padang (KLB ke-7, 2 kasus campak)

Padang Pariaman (2 kasus)

Solok (KLB ke-2, 2 kasus)

Kota Sawah lunto (3 kasus)

Kota Padang (KLB ke-8, 2 kasus )

Kota Padang Panjang (KLB ke-1, 2 kasus)

Kota Padang Panjang (KLB ke-2, 2 kasus)

 

2. Provinsi Aceh

Kabupaten Bireun

 

3. Provinsi Sumatera Utara

Kabupaten Tapanuli Tengah (3 kasus)

Kota Sibolga (6 kasus)

Kota Medan (KLB ke-1, 3 kasus)

Kota Medan (KLB ke-2, 5 kasus)

Kota Medan (KLB ke-3, 2 kasus)

Kota Medan (KLB ke-4, 2 kasus)

Kabupaten Batu Barat (2 kasus)

Kabupaten Sedang Bedagai (2 kasus)

 

4. Provinsi Jambi

Bungo (5 kasus)

Tanjab Barat (5 kasus)

5. Provinsi Banten

Lebak (3 kasus)

Serang (3 kasus)

Kota Serang (3 kasus)

Pandeglang (KLB ke-1, 8 kasus)

Pandeglang (KLB ke-2, 10 kasus)

Pandeglang (KLB ke-3, 2 kasus)

Serang (KLB ke-2)

Serang (KLB ke-3)

 

6. Provinsi Jawa Barat

Bogor (6 kasus)

Bandung Barat (2 kasus)


7. Provinsi Jawa Tengah

Sukoharjo

Boyolali


8. Provinsi Jawa Timur (KLB mix campak-rubella)

Sampang

Pamekasan

Bangkalan

Sumenep


9. Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten Nunukan


10. Provinsi NTT

Kabupaten Sumba Timur (2 kasus)


11. Provinsi Papua

Kabupaten Mimika


12. Provinsi Riau

Kota Pekanbaru (5 campak)

Kota Dumai (KLB ke-1, 2 campak)

Kota Dumai (KLB ke-2, 2 campak)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Dilempar Batu oleh Pria Diduga ODGJ, Korban Dapat 10 Jahitan di Kepala

Megapolitan
Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com