Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Solidaritas Kelompok Perantau dalam Bentrokan di Raffles Hills, Pencarian Pengakuan Berujung Kekerasan

Kompas.com - 13/02/2023, 20:20 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Fenomena solidaritas kelompok perantau yang bercirikan sifat kedaerahannya di tengah masyarakat, memiliki ikatan sosial yang cenderung lebih kuat.

Sebab, konstruksi sosial yang mereka bangun berbasis etnosentrisme sehingga menimbulkan pandangan yang meremehkan kelompok lainnya.

Demikian disampaikan Kriminolog Universitas Budi Luhur Lucky Nurhadiyanto menyikapi bentrok antarkelompok yang menimbulkan korban jiwagj di Perumahan Raffles Hills, Sukatani, Tapos, Depok.

"Ikatan seperti ini cenderung lebih kuat. Karena difusi individu-individu tersebut kemudian membentuk subkultur baru di tengah masyarakat heterogen, alih-alih upaya untuk bertahan hidup," kata Lucky kepada Kompas.com, Senin (13/2/2023).

Baca juga: Polisi Dalami Alasan Tersangka Libatkan Kelompoknya dalam Urusan Utang Pribadi hingga Bentrok di Raffles Hills

Menurut Lucky, upaya bertahan hidup yang dilakukan kelompok perantau itu, terkesan untuk menandakan keberadaannya di tengah masyarakat kota-kota besar.

Pasalnya, mereka yang sengaja datang ke kota besar sering kali membutuhkan pengakuan atas identitasnya dibandingkan kelompok lain.

"Hal ini sebagai konsekuensi logis dari kehadiran para pendatang di kota-kota besar. Muaranya adalah internalisasi nilai dalam segmentasi di masyarakat," ujar Lucky.

Tak jarang, Lucky mengatakan, pengakuan itu tercermin dengan beragam aktivitas kekerasan atau bahkan menunjukkan pola interaksi yang berbeda.

"Para perantauan yang identik dengan kelompok tersebut membutuhkan afirmasi identitas sebagai pembeda dari kelompok lainnya," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap, bentrokan dua kelompok di Depok yang menewaskan salah satu dari mereka disebabkan masalah penagihan utang.

Baca juga: 7 Orang Jadi Tersangka Kasus Bentrokan di Raffles Hills Depok yang Tewaskan 1 Orang

Dua orang yang terlibat bisnis pinjam-meminjam uang ini adalah Leha dan Muchtar.

Leha menyuruh R dan kelompoknya untuk membantu menagih uang kepada Muchtar dari kelompok lawan.

“Latar belakang ini terjadi (bentrokan) urusan bisnis antara pihak L dan M, L dan M ini terkait utang piutang, pinjam-meminjang uang,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko di Polda Metro Jaya, Minggu (12/2/2023).

Trunoyudo belum bisa menjelaskan lebih rinci mengenai bagaimana urusan bisnis yang dijalani oleh Leha dan Muchtar tersebut. Untuk itu, polisi masih terus menggali motif bentrokan itu.

“Namun demikian ini masih didalami, proses pemeriksaan belum sampai di situ, tentunya mari sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban,” imbuh dia.

Menurut Trunoyudo, jika perkara ini diselesaikan secara persuasif, semestinya bentrokan hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia tak perlu terjadi.

Baca juga: Dua Kelompok Bentrok di Perumahan Raffles Hills, Kriminolog: Konstruksi Siapa yang Lebih Kuat

Bentrokan antarkelompok itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB, Sabtu (11/2/2023).

Kedua kelompok itu membuat keributan dan melakukan penganiayaan di Perumahan Raffles Hills Blok Q9/9 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok.

Ada sekitar enam orang yang berangkat dari daerah Bogor mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Kelompok ini dipimpin oleh R.

TKP tersebut adalah rumah anggota kelompok lain berinisial M. Di rumah M sudah berkumpul sekitar 15 orang sebelum kelompok asal Bogor tiba.

Kemudian, terjadilah keributan dengan penganiayaan di antara mereka yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama SL alias Upi (40).

Mereka melakukan penganiayaan dengan menggunakan senjata tajam (sajam) sehingga beberapa dari mereka terluka.

Dalam insiden itu, satu orang tewas dan tiga orang luka dari gerombolan asal Bogor.

Sementara kelompok lawan, satu orang terluka. Korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat jati untuk dilakukan visum et repertum (VER).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com