Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pembelaan Anak yang Diduga Aniaya Ibu Kandung karena Masalah Gorengan…

Kompas.com - 16/02/2023, 18:58 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik warung kopi berinisial E (43) di kawasan Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, menyangkal bahwa ia telah menganiaya ibu kandungnya sendiri.

E mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan pemukulan seperti yang dilaporkan sang ibunda, HT (68), ke Polres Metro Jakarta Selatan.

"Saya cuma banting kursi waktu itu, enggak mukul dia sama sekali," ujar E di warung kopi miliknya, Kamis (16/2/2023).

Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, E ditangkap polisi usai sang ibu membuat laporan soal penganiayaan ke polisi pada Rabu malam.

HT mengaku dipukuli anaknya, E, dengan kursi plastik hingga kursi itu patah karena ia memakan gorengan dagangan E.

Setelah membuat laporan polisi, HT diantar ke Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati untuk menjalani visum atas luka memar yang ada di tangannya.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam mengatakan bahwa, berdasarkan laporan HT, ia dipukul beberapa kali.

“Pukulan tersebut mengenai bagian dada, tangan, dan kaki terlapor," kata Ade Ary.

Baca juga: ‘Malin Kundang’ Masa Kini Ditangkap Polisi, Tega Aniaya Ibunda karena Makan Gorengan Dagangannya…

Pembelaan suami E

Suami E bernama Sabang menuturkan, mertuanya memiliki gangguan mental sejak lama. HT diklaim kerap membuat gaduh.

"Bukan bermaksud kasar, tetapi HT memang memiliki gangguan mental. Secara fisik dia terlihat tidak apa-apa, tetapi pikirannya agak terganggu. Mungkin stres kali, ya," ujar Sabang kepada awak media.

"Dia juga suka ngomong kasar, bahasa binatang gitu ke anak kecil. Padahal anak tersebut enggak salah apa-apa," tambah Sabang.

Lebih lanjut, Sabang mengungkap bahwa anak-anak HT memang sudah tidak tahan merawat sang ibunda.

Kelakuan HT yang sesekali di luar nalar dianggap mencoreng nama keluarga. Alhasil pihak keluarga pernah membawa HT ke Dinas Sosial (Dinsos) Bogor.

"Dia punya anak lima, tetapi semua anaknya sudah enggak mau dekat sama dia lagi. Soalnya suka bikin malu," kata Sabang.

"Kami juga sudah pernah membawa dia ke Dinsos yang ada di Bogor. Namun tidak ada perubahan," sambungnya.

Baca juga: Tangis Ibu yang Diduga Dianiaya Anak karena Ambil Gorengan: Dia Banting Kursi ke Badan Saya, Sakit...

Sabang juga mengaku bahwa ini bukan kali pertama HT melaporkan anak-anaknya, termasuk sang istri.

Ia mengungkap, HT sudah beberapa kali mendatangi Polsek Kebayoran Lama untuk membuat laporan.

Namun pihak Polsek tampaknya sudah jengah lantaran HT selalu membuat laporan serupa.

"Dia beberapa kali membuat laporan di polsek. Laporannya juga berkutat dengan hal-hal ini saja. Pernah sekali waktu dia bikin laporan katanya dibuang oleh anaknya," tandas Sabang.

Pengakuan korban

HT menceritakan langsung dugaan penganiayaan yang ia terima di depan awak media.

"Jadi jam 21.00 malam saya duduk di warungnya, mau ambil gorengan, mau pulang, buat sarapan pagi maksudnya. Terus dia marah-marah," ungkap HT.

E lantas cekcok dengan HT perihal gorengan tersebut.

Baca juga: Ibu yang Diduga Dianiaya Anak Kandung karena Ambil Gorengan Sempat Dicegah untuk Lapor Polisi

Puncaknya, E mengambil kursi plastik yang ada di warungnya. Kemudian, E memukul HT dengan kursi tersebut.

"Saya bilang, 'Ini gorengan empat biji aja kalian marah-marah. Kalian enggak pernah ngasih beras, makanya aku ke sini buat numpang ke kalian. Kalian semua kan ku sekolahkan'. Dia marah, kemudian mengambil dua kursi plastik lalu ditimpa ke saya," kata HT.

"Diangkatnya kursi itu, (kata E), 'Keluar kau, keluar kau'. Dibantingkan kursi itu sampai hancur (ke badan saya). Sampai sakit semua ini, terutama di tangan," tambah HT seraya mengeluarkan air mata.

(Penulis : Dzaky Nurcahyo/ Editor : Nursita Sari, Ihsanuddin, Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com