Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi di Balik Hari Peduli Sampah Nasional, Jangan Sampai Longsor TPA Leuwigajah Terulang Kembali...

Kompas.com - 21/02/2023, 07:51 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas Kepala Suku Dinas (Plt Kasudin) Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Pusat Edy Mulyanto memperingatkan warga untuk memilah sampah agar tragedi longsor TPA Leuwigajah tidak kembali terjadi.

"Hari Peduli Sampah Nasional, tanggal 21 Februari," kata Edy kepada Kompas.com, Senin (20/2/2023).

"Tahun 2005, tanggal 21 Februari terjadi longsor di TPA Leuwigajah Cimahi. Kejadiannya dini hari. Ada sekitar dua kampung hilang, bahkan ada korban jiwa. Hampir puluhan orang meninggal," tambah dia.

Kejadian longsornya tempat pembuangan akhir (TPA) itu menjadi asal-usul diperingatinya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) setiap tanggal 21 Februari.

Baca juga: Sejarah Ditetapkannya Hari Peduli Sampah Nasional, Berawal dari Peristiwa Mencekam

"Kami dari Pemda diingatkan untuk terus mengingatkan setiap tahun, makanya diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional," tutur Edy.

Dalam mengupayakan dilakukannya pemilahan sampah dengan lebih konsisten, Pemprov DKI Jakarta menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 77 Tahun 2020 yang menekankan masyarakat untuk bisa membantu mengelola sampah dari sumbernya.

Sebagai informasi, ada empat jenis sampah, yaitu organik, anorganik, B3 (bahan berbahaya dan beracun), serta residu.

Berdasarkan Pergub No. 77 Tahun 2020, warga diharapkan dapat memilah dan mengelola sampah berdasarkan jenis-jenis tersebut sebelum dibawa ke tempat pembuangan sampah (TPS).

Baca juga: Hari Peduli Sampah Nasional 2023, Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat

Warga mulai memilah sampah

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Lingkungan Hidup (LH) Kecamatan Gambir Mumuh Mulyana mengatakan, 25 persen warga Kecamatan Gambir sudah memahami pemilahan sampah.

"Kita ada tim pendamping RW yang memang punya tugas untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk dapat memilah sampah dari sumbernya," kata Mumuh kepada Kompas.com saat ditemui di TPS 3R Ketapang, Gambir, Jakarta Pusat.

"Sudah 25 persen (warga) kecamatan Gambir melakukan ini. Pemilahan sampah ini juga tercatat di Peraturan Gubernur (Pergub) No. 77 Tahun 2020 yang menekankan masyarakat untuk bisa membantu mengelola sampah dari sumbernya," tambahnya.

Menurut Mumuh, jumlah warga yang melakukan pemilahan sampah ini juga merupakan yang terbanyak di wilayah Jakarta Pusat.

Baca juga: Saat Ratusan Ribu Warga dan Aparat Turun ke Jalan Bersih-bersih Sampah DKI yang Menggunung

Apabila ada warga yang datang dengan sampah yang belum diolah, pengurus Tempat Pembuangan Sampah (TPS) akan membantu memberikan edukasi kepada warga tersebut.

"Kita tetap terima (sampah yang belum diolah) dan langsung berikan edukasi. Boleh ke sini, kita arahkan—begini, lho, yang sebenarnya dalam mengelola sampah," tutur Mumuh.

Sebagai informasi, Suku Dinas (Sudin) LH Jakarta Pusat mendirikan Saung Edukasi di TPS 3R Ketapang meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com