Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Bayi Obesitas di Bekasi, Menkes: Harus Dirawat, Itu Ada Sesuatu

Kompas.com - 22/02/2023, 13:26 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti kasus obesitas pada seorang anak berusia 16 bulan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Anak itu bernama Muhammad Kenzi Alfaro, putra seorang ibu bernama Pitriah (40).

Menurut Budi, Kenzi yang tergolong kelebihan berat badan harus mendapatkan perawatan.

Saat dirawat, katanya, pihak keluarga Kenzi bisa menggunakan BPJS.

Baca juga: Fakta Bayi Obesitas di Bekasi, Berat Capai 27 Kg dan Hanya Bisa Duduk atau Berbaring

"Kalau kelebihan (berat badan) harus dirawat, itu pasti ada sesuatu. Itu dirawat (pakai) BPJS," tutur Budi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (22/2/2023).

Di sisi lain, Budi mengaku sudah membaca kasus yang dialami Kenzi. Namun, Budi mengaku bahwa dia memang belum turun langsung menangani kasus tersebut.

Budi menegaskan, dia akan langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi untuk menangani kasus obesitas yang dialami Kenzi.

Baca juga: Tanda Tanya di Balik Fenomena Bayi Obesitas di Bekasi, Sang Ibu Kebingungan dengan Kondisi Anaknya

"Nanti saya langsung aja deh masuk ke Dinkes Bekasi," tuturnya.

"Nanti saya bilang khusus ke Kepala Dinkes Bekasi. Saya sudah baca (kasus Kenzi), tapi belum intervensi langsung," sambung Menkes.

Diberitakan sebelumnya, Pitriyah menyebutkan bahwa anaknya hanya bisa berdiri selama beberapa detik dan kemudian kembali terduduk.

“Dia belum bisa jalan, baru bisa berdiri, tapi langsung duduk lagi,” ujar Pitriyah di kediamannya di Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Senin (22/2/2023).

Pitriyah mengaku bingung dengan kondisi anaknya tersebut. Ia tidak mengetahui pasti alasan Kenzi bisa memiliki berat yang luar biasa di usia 16 bulan.

Baca juga: Bayi Obesitas di Bekasi, Sang Ibu: Popoknya Ukuran XXL, Sering Pakai Baju Ayahnya

"(Awal lahir) empat kilogram, pas ada perubahan badannya umur enam bulan. (Berat badan) dia bertambah terus, naiknya satu kilogram, secara terus-menerus," kata Pitriyah.

Pitriyah mengakui bahwa Kenzi diberikan asupan susu formula sejak lahir. Bayi itu juga sempat diberikan susu kental manis ketika berusia 12 bulan.

“Itu karena enggak mampu beli susu formula,” ujar Pitriyah.

Namun, sekarang, setelah berkonsultasi dengan dokter, Kenzi diberikan susu formula yang lebih encer.

“Saya sudah konsultasi ke dokter, dari puskesmas diminta kalau dikasih susu, lebih encer. Saya ikuti anjurannya, makannya dikurangi. Dia kalau nasi, belum bisa makan," ungkap Pitriyah.

Ibu tiga anak ini mengaku khawatir dengan kesehatan anak bungsunya tersebut, meski Kenzi tidak menunjukkan keluhan berarti.

"Enggak ada keluhan lain. Alhamdulillah napasnya normal, enggak kayak orang ngos-ngosan. Tidurnya juga gampang," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com