Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Rumah Pompa Waduk Pluit Rusak karena Sedot Banjir yang Bercampur Sampah

Kompas.com - 01/03/2023, 15:33 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 3 dari 10 Rumah Pompa Waduk Pluit, Jakarta Utara, mengalami kerusakan baru-baru ini.

Muji, petugas Rumah Pompa Waduk Pluit mengungkapkan, tiga pompa itu rusak karena intensitas penggunaannya yang cukup tinggi untuk menyedot banjir.

"Selain pemakaian, ya kondisi air, karena kita berhadapan langsung sama air laut ada korosi air asin. Yang kedua, ya sampah itu utama. Karena pompa itu kan kerusakan paling banyak dari sampah," ungkap Muji kepada Kompas.com, Rabu (1/1/2023).

Baca juga: Masyarakat Diimbau Tak Konsumsi Air Bersih dari WTP Waduk Pluit karena Bukan Air Minum

Muji menyebut, air banjir yang disedot oleh pompa itu kerap bercampur dengan banyak sampah.

Oleh karena itu, Muji mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah ke bantaran sungai.

"Karena, mau bagaimana lagi? Masyarakat kesadaran untuk tidak membuang sampah di kali (sungai) masih susah. Masalahnya itu saja," ujar Muji.

Menurut Muji, semua upaya yang dilakukan Pemprov DKI dalam mengatasi banjir tidak akan membuahkan hasil jika masyarakat masih tidak sadar dengan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

"Kembali lagi, ke masyarakat lagi. Sekarang sampah mau diambilin tiap hari sama petugas, tapi buang setiap hari, ya sama saja. Tetap, permasalahan di Indonesia itu tetap sampah," kata Muji.

Baca juga: Terdampak Luapan Kali Angke, Warga Berharap Turap dan Rumah Pompa Segera Dibangun

Di sisi lain, Muji mengatakan, beberapa hari yang lalu, ketinggian air di Rumah Pompa Waduk Pluit mencapai -50 centimeter.

Kata Muji, angka tersebut sudah masuk ke dalam status siaga 3 banjir Jakarta.

"Ya kemarin, -50 itu sudah termasuk siaga. itu 3 atau 4 hari yang lalu. Untuk saat ini sudah aman. Sekarang kan sudah -180," ucap Muji.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com