JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran yang melanda Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3/2023) lalu ternyata bukan yang pertama kali terjadi.
Pada Januari 2009, Depo Pertamina Plumpang yang dikelilingi permukiman warga juga pernah terbakar. Akibat kecelakaan tersebut, satu orang petugas tewas.
Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla (JK), mengingatkan PT Pertamina (Persero) untuk selalu menjaga standar keamanan dan keselamatan di kilang minyak yang mereka kelola.
"Ini suatu peringatan buat kita semua. Ini sudah menjadi bencana seperti yang terjadi di Cilacap, Jawa Tengah, yakni terbakarnya sejumlah kilang yang memerlukan waktu empat hari untuk memadamkannya," ujar JK usai meninjau Depo Pertamina Plumpang, Senin (19/1/2009).
Baca juga: Duka Plumpang: Dari Peristiwa sampai Wacana Relokasi
Melihat kenyataan bahwa kilang minyak itu sangat dekat dengan permukiman warga, JK pun meminta perusahaan milik negara itu untuk segera membebaskan lahan di sekitar depo Pertamina.
"Saatnya sekarang bagi Pertamina untuk segera melakukan pembebasan lahan di sekitar kawasan depo di seluruh Indonesia agar kawasan depo dengan kawasan permukiman benar-benar aman," ujar Jusuf Kalla saat itu.
Namun, instruksi tersebut nyatanya tidak diindahkan oleh PT Pertamina. Hingga kebakaran hebat melanda Depo Pertamina Plumpang pada Jumat lalu, kilang minyak itu masih dikepung permukiman warga.
Pengamat ekonomi energi Fahmi Radhi bahkan mengatakan bahwa kebakaran yang kedua di Depo Plumpang ini membuktikan bahwa PT Pertamina memang abai terhadap faktor keamanan dan keselamatan.
Baca juga: Tabungan Haji Rp 120 Juta Milik Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Ludes Terbakar
Menurutnya, Pertamina harus menerapkan sistem keamanan yang sesuai dengan standar internasional.
“Perlu diterapkan suatu sistem keamanan yang menggunakan standar internasional yang itu standarnya zero accident,” tutur Fahmi, dilansir dari Kompas.TV.
Update terbaru hingga Minggu (5/3/2023) malam, setidaknya 17 orang warga yang bermukim di sekitar Depo Pertamina Plumpang meninggal akibat kebakaran pada Jumat malam.
Lalu, 51 orang lainnya mengalami luka bakar, dan lebih dari 1,300 orang mengungsi karena rumah mereka terdampak kebakaran.
Usai kebakaran yang menelan banyak korban jiwa pada Jumat, PT Pertamina menyampaikan permohonan maaf dan berjanji akan bertanggung jawab penuh.
Baca juga: Warga Korban Kebakaran Pertamina Plumpang soal Wacana Relokasi: Apa Kata Nasib Saja
"Pertamina akan memberikan penanganan yang terbaik bagi masyarakat terdampak," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam siaran pers, Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
Pertamina membentuk tim gabungan dengan PT Pertamina Patra Niaga, lembaga terkait dan aparat penegak hukum untuk menginvestigasi penyebab terjadinya kebakaran di Depo Plumpang.
"Kami akan melakukan evaluasi dan merefleksi menyeluruh di internal demi menghindari kejadian serupa terulang," ungkap Nicke.
(Kompas.TV: Fransisca Natalia/ Kompas.com: Muhammad Idris)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.TV dengan judul "Kejadian Berulang, Pertamina Dianggap Abai Soal Sistem Keamanan Atas Kebakaran di Depo Plumpang".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.