Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Dishub Tangsel Klaim Sistem Satu Arah Berhasil Urai Kemacetan, padahal Diprotes Warga...

Kompas.com - 09/03/2023, 10:00 WIB
Firda Janati,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang Selatan menanggapi persoalan kemacetan buntut penerapan sistem satu arah (SSA) di empat simpang Tangsel.

Sejak 2 Maret 2023, empat simpang Tangsel, yakni Simpang Buaran Serpong, Viktor, Muncul, dan Bundaran Tekno diberlakukan SSA dengan tujuan mengurai memacetan.

Namun, baru dua hari SSA diterapkan, kemacetan panjang justru terjadi di empat simpang tersebut, yang akhirnya menuai protes warga.

Pada Rabu (8/3/2023), Dishub Tangsel mengumumkan perubahan waktu pemberlakuan SSA.

Ubah kebijakan

Dishub Tangsel mengubah kebijakan SSA yang semula diberlakukan Senin sampai Jumat pada pukul 06.00-09.00 WIB dan 16.00-18.30 WIB menjadi pagi hari saja.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Tangsel Arif Afwan Taufani mengatakan kepada Kompas.com bahwa perubahan itu dilakukan untuk evaluasi.

"Untuk yang sore, kami Dinas Perhubungan masih mengevaluasi kembali pelaksanaannya," kata Arif.

Baca juga: Dishub Bahas Kemungkinan Perubahan Skema Sistem Satu Arah 4 Simpang Tangsel

Dengan perubahan itu, kondisi lalu lintas di empat simpang Tangsel pada sore hari tetap normal atau dua arah.

Arif belum mengetahui sampai kapan perubahan tersebut diterapkan.

Berhasil urai kemacetan

Kata Arif, SSA di pagi hari sudah terlihat hasilnya. Dia mengeklaim, arus lalu lintas terpantau lancar saat SSA diberlakukan.

Menurut Arif, SSA juga membuat aktivitas pejalan kaki menjadi lebih tertib.

"Arus lalu lintas di empat ruas simpang tersebut sudah terlihat hasilnya. Kendaraan jadi lebih lancar, kecepatan sedikit ada peningkatan, tidak stuck seperti sebelumnya, terutama di Simpang Muncul," jelas Arif.

Kemungkinan perubahan SSA sore

Melihat keberhasilan SSA pagi hari, Dishub Tangsel bakal berdiskusi soal kemungkinan perubahan skema SSA pada sore hari.

"Kemungkinan ada perubahan skema arus nantinya. Tidak sesuai dengan yang kemarin," ucap Arif.

Baca juga: Klaim Sistem Satu Arah di 4 Simpang Tangsel Berhasil, Dishub: Lalu Lintas Lebih Lancar

Arif mengatakan, Dishub membutuhkan solusi eksternal dari Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya.

Sebab, problem SSA juga berkaitan dengan pembebasan lahan yang menjadi penyebab kemacetan.

"Kaitan dengan pembebasan lahan-lahan yang menjadi penyempitan-penyempitan di ruas Jalan Rawabuntu. Mudah-mudahan tahun ini sudah ada pembebasan lahan-lahan," kata Arif.

Buka ruang diskusi

Sementara itu, berkait dengan protes warga sekitar, Dishub juga membuka ruang diskusi untuk membicarakan SSA ini.

"Terkait respons publik, kami menerima respons-respons tersebut dan kami juga membuka ruang untuk diskusi bersama," kata Arif.

Dishub akan terus mengkaji sistem tersebut dengan harapan tujuan penerapan SSA tercapai dan tidak merugikan masyarakat.

Sebagai informasi, sebelumnya, warga mengeluhkan pemberlakuan SAA di Simpang Buaran, Viktor, Muncul, dan Bundaran Tekno yang dimulai pada 2 Maret 2023.

Baca juga: Saat Sistem Satu Arah di Simpang Tekno Tangsel Bikin Pengendara Marah-marah, Jalan Macet Tiap Pagi

Dari sejumlah video yang tersebar di media sosial, terjadi kemacetan di beberapa titik hingga masuk ke wilayah perkampungan akibat SSA.

Hal senada diucapkan oleh pedagang di Simpang Bundaran Tekno, Naufal. Setelah adanya SSA, Naufal kerap kali mendengar keluhan para pengendara yang kesal karena macet.

"Kalau pelanggan juga sering banget ngomong (jadi macet). (Teriak), 'Malah bikin macet itu!'. Sekarang jadi malah bikin macet bagi saya juga, ribet," kata Naufal.

Naufal berujar, kemacetan terjadi jelang pukul 06.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com