Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Buron, 2 Perampok yang Tewaskan Sopir Taksi "Online" di Tol Jagorawi Akhirnya Ditangkap

Kompas.com - 04/04/2023, 14:10 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengemudi taksi online bernama Anton Supriadi (38) ditemukan tewas bersimbah darah di ruas Tol Jagorawi, Bogor, Jawa Barat, pada Senin (3/4/2023) subuh.

Anton tewas usai menjadi korban perampokan yang dilakukan oleh tiga orang penumpangnya. Jenazah korban ditemukan di semak-semak pinggir Tol Jagorawi kilometer 37 arah Ciawi.

Sebelumnya, satu dari tiga pelaku perampokan sopir taksi online itu telah ditangkap lebih dulu. Tak lama kemudian, dua pelaku lain yang sempat buron akhirnya tertangkap.

Baca juga: 1 Perampok yang Tewaskan Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi Ditangkap, 2 Buron

"Iya sudah (dua pelaku ditangkap)," kata Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar (AKBP) Iman Imanuddin, dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (4/4/2023).

Menurut Iman, kedua perampok tersebut ditangkap di kawasan Cilincing, Jakarta Utara pada Senin (3/4/2023). Namun, Iman belum menjelaskan lebih detil kronologi penangkapan serta identitas perampok sadis tersebut.

Adapun satu pelaku yang lebih dulu ditangkap itu ditemukan oleh petugas patroli jalan raya atau PJR Korlantas Polri yang kebetulan ada di lokasi.

Pelajar berinisial MFS (20) itu ditangkap kepolisian lantaran mencuri mobil taksi online dan membunuh sopirnya bernama Anton Supriadi (38).

Baca juga: Sopir Taksi Online Ditemukan Tewas di Semak-semak Pinggir Tol Jagorawi

Kainduk PJR Tol Jagorawi AKP Budi berujar, awalnya petugas bernama Briptu Edi tengah berpatroli mendapati tiga orang pria dengan kendaraan roda empat berhenti di bahu jalan.

Petugas langsung bertanya kepada para pemuda itu terkait permasalahan yang dialami. Mereka mengaku ada masalah pada bagian kopling.

Namun, timbul kecurigaan lantaran salah satu pelaku dalam kondisi berlumuran darah. Ditambah, di dalam mobil tersebut juga terdapat banyak darah yang ditemukan Briptu Edi.

Saat ditanya lebih lanjut, pelaku mengaku mobil tersebut merupakan hasil curian. Selain itu, korban pemilik mobil yang diketahui sopir taksi dibunuh dan dibuang pelaku di pinggir tol.

Namun ketika MFS diinterogasi, dua orang lainnya yang diketahui rekannya melarikan diri. Menurut Budi, salah satu yang kabur itu tidak mengenakan pakaian serta tubuhnya berlumuran darah.

Baca juga: Saat Sopir Taksi Online Tewas Usai Dirampok Pelanggannya di Tol Jagorawi...

"Terus dilihat di dalam mobil ada darah segar banyak. Baru ditanya kenapa banyak darah, dia dipaksa terus ngaku. Yang dua orang kabur," ujar Budi.

Budi menambahkan, saat ini pelaku dan barang bukti sudah disita di Polres Bogor. Satreskrim Polres Bogor hingga kini masih mendalami kasus tersebut.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul 2 Pembunuh Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi Tertangkap, Tubuh Sang Perampok Banyak Darah di TKP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com