JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu rumah tangga (IRT) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ningsih (37), mengaku kecewa setelah anak ketiganya, DAR (3), terdiagnosis tengkes atau stunting.
Ibu tiga anak itu langsung menyalahkan diri sendiri. Ningsih berpikir apa yang dia berikan kepada buah hati selama ini seolah terbuang sia-sia.
"Ya pasti ada perasaan kecewa. Apa yang kita lakukan kayaknya kurang," ungkap Ningsih saat ditemui Kompas.com di lingkungan RT 08/RW 10, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Rabu (5/4/2023).
Ningsih tidak menampik bahwa ada saja tetangga yang membicarakan DAR usai petugas posyandu menyampaikan hasil diagnosis terhadap anaknya. Hal tersebut membuatnya stres berkepanjangan.
Baca juga: Di Pondok Labu, Ada Orang Tua Asuh Pasok Makanan Bernutrisi untuk Anak Stunting
Di satu sisi, hati Ningsih menolak kenyataan dan bersikukuh pada pendirian bahwa anaknya baik-baik saja.
"Sudah pasti ada (penolakan) dan itu manusiawi sebagai ibu yang tiap hari merawat anak. Pasti ada perasaan seperti itu. Sedih lah, karena kan kita setiap hari merawat terus dibilang kayak begitu, ya perasaannya bagaimana sih?" curhat Ningsih.
Kendati demikian, perasaan tersebut tidak ingin Ningsih bahwa dalam waktu yang panjang.
Dia mau bangkit untuk membuktikan bahwa anaknya bisa terbebas dari stunting.
"Enggak mungkin sedih terus. Kita sebagai orangtua harus tetap bangkit, dan berjuang lagi agar bagaimana anaknya tetap sehat. Ya dengan asupannya lebih baik lagi," tutur Ningsih.
Sebagai informasi, anak Ningsih dinyatakan terdiagnosis stunting pada 2020, di mana ketika itu wabah virus corona sedang melanda Indonesia dan membuat keadaan sangat mencekam.
Baca juga: Ahli Gizi: Makan Telur Berpengaruh Cegah Stunting karena Proteinnya Sempurna
Suami Ningsih, Setiono (34), merupakan salah satu karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dengan kondisi yang sangat mengimpit, hal tersebut berdampak pada asupan gizi yang diberikan Ningsih dan Setiono terhadap buah hati.
"Konsumsi untuk protein hewani, yang memang kurang. Bukan anaknya enggak suka. Tapi memang ya karena keadaan kalau kita semuanya serba hati-hati dalam kondisi Covid-19 itu," ungkap Ningsih.
"Jadi, untuk pengeluaran beli makanan protein hewani, agak lebih berat. Karena kan harganya agak lebih mahal. Memang ada faktor juga (dari ekonomi)," ucap Ningsih.
Ningsih kemudian mencoba memberikan asupan yang terbaik kepada DAR meski keadaan seperti itu.
Seiring berjalannya waktu, Setiono juga kembali mendapatkan pekerjaan sehingga pemasukan setiap bulannya terpenuhi.
"Ya sekarang sudah lebuh baik deh dari yang kemarin. Sekarang sudah 12 kilogram beratnya Tingginya sudah bertambah sedikit. Pokoknya pengaruh banget setelah memperbaiki asupan. Jadi pertumbuhannya malah lebih bagus," ucap Ningsih.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.