Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Kantor Polisi, Orangtua Tak Tahu Anaknya Kabur dan Jadi Penyebab Kecelakaan Beruntun di Depok

Kompas.com - 10/04/2023, 16:45 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Polisi mengungkapkan alasan orangtua dari Andi Fathan Qaedi, pengemudi mobil Honda Mobilio yang diduga menyebabkan kecelakaan beruntun di Depok, mendatangi Kantor Laka Lantas Polres Metro Depok, pada Minggu (9/4/2023).

Kasat Lantas Polres Metro Depok, AKBP Bonifacius Surano mengungkapkan, kedatangan mereka sebenarnya berniat ingin mengetahui keadaan anaknya setelah terlibat kecelakaan beruntun tersebut.

"Orangtuanya hadir ke kantor dengan maksud ingin tahu keadaan anaknya yang sedang mengalami laka dan ingin tahu keadaan mobilnya," kata Bonifacius saat dikonfirmasi, Senin (10/4/2023).

Namun, polisi menjelaskan bahwa kronologi kecelakaan beruntun itu diduga disebabkan oleh anak mereka, Andi Fathan Qaedi. Andi pun melarikan diri usai kejadian tersebut.

Baca juga: Orangtua Mengaku Tak Tahu Keberadaan Anaknya yang Kabur Usai Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Depok

Mendengar penjelasan polisi, orangtua Andi lantas menghubungi anaknya. Akan tetapi, Andi hanya membaca pesan Whatsapp dari ibunya dan tak membalas pesan tersebut hingga hari ini.

"Dari kemarin hingga saat ini orangtuanya mencoba berkomunikasi dengan anaknya, tapi belum bisa," kata Bonifacius.

"Ibunya menanyakan, 'Kamu posisinya di mana nak?' Dibaca doang, tapi tidak dibalas," sambung dia.

Kendati demikian, Bonifacius meminta orangtua Andi untuk bersikap kooperatif jika telah mengetahui keberadaan anaknya.

"Intinya ibunya atau orangtuanya ingin bantu polisi bila anaknya sudah diketahui posisinya. Kami minta tolong kerjasamanya untuk menghadirkan anaknya apabila tersambung," ujar Bonifacius.

Baca juga: Identitas Sopir Mobilio yang Kabur Usai Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Depok, Seorang Mahasiswa

Sebelumnya diberitakan, kecelakaan beruntun melibatkan mobil dan motor terjadi di Jalan Raya Bogor, Tapos, Depok, Minggu (9/4/2023) sekitar pukul 06.00 pagi.

Bonifasius mengatakan kecelakaan ini melibatkan tiga mobil dan tiga motor.

"Kendaraan terlibat yakni Mobil Honda Mobilio, sepeda motor Honda Scoopy, Mobil Suzuki Carry pengangkut telur, sepeda motor Honda Astrea, mobil Daihatsu Gran max, serta sepeda motor Honda Beat," ujar dia dalam keterangan tertulis.

Ia pun menjelaskan, awalnya mobil Honda Mobilio hilang kendali dan membentur sepeda motor Honda Scoopy.

Motor Honda Scoopy yang tertabrak, juga menabrak mobil Suzuki Carry pick up yang diketahui berisikan telur terdorong hingga naik separator dan masuk ke jalur berlawanan dan tertabrak oleh mobil Daihatsu Gran Max serta sepeda motor Honda Beat.

Akibat kecelakaan, banyak telur yang berserakan di Jalan Raya Bogor tersebut. Hal itu terlihat pada foto yang diterima oleh Kompas.com.

Baca juga: Saat Dipindai, QRIS Palsu Kotak Amal Masjid Al-Azhar Terhubung dengan LinkAja dan Bank Nobu

"Sebelum terjadinya kecelakaan mobil Honda Mobilio kehilangan kendali dan membentur sebuah sepeda motor Honda Scoopy," jelas dia.

"Kemudian menabrak sebuah mobil Suzuki Carry pick up pengangkut telur, kemudian menabrak kembali sebuah sepeda motor Honda Astrea," tambah dia.

Dalam keterangannya, kecelakaan ini tidak menyebabkan korban jiwa. Namun, terdapat enam orang yang terluka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Megapolitan
Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

Megapolitan
Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Megapolitan
Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Megapolitan
RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

Megapolitan
Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Megapolitan
Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

Megapolitan
Dinsos Depok Minta Warga Tak Khawatir jika KIS Mendadak Tidak Aktif

Dinsos Depok Minta Warga Tak Khawatir jika KIS Mendadak Tidak Aktif

Megapolitan
KPU Jakarta Barat Izinkan Pendamping Tuntun 14.041 Penyandang Disabilitas Saat Pemilu

KPU Jakarta Barat Izinkan Pendamping Tuntun 14.041 Penyandang Disabilitas Saat Pemilu

Megapolitan
Diminta Teken Surat Larangan Bahas Politik, Butet Kertaredjasa: Apa Itu Bukan Pembungkaman?

Diminta Teken Surat Larangan Bahas Politik, Butet Kertaredjasa: Apa Itu Bukan Pembungkaman?

Megapolitan
Heru Budi dan Bawaslu Saling Tunjuk soal Ketegasan Larangan Kampanye di Area CFD

Heru Budi dan Bawaslu Saling Tunjuk soal Ketegasan Larangan Kampanye di Area CFD

Megapolitan
Begini Isi Surat Pernyataan yang Ditandatangani Butet Kertaredjasa terkait Pentas Teaternya

Begini Isi Surat Pernyataan yang Ditandatangani Butet Kertaredjasa terkait Pentas Teaternya

Megapolitan
Polisi Bantah Kasus Sopir Truk yang Dikeroyok Buruh Berakhir Damai

Polisi Bantah Kasus Sopir Truk yang Dikeroyok Buruh Berakhir Damai

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com