JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga bernama Dumin (63) memberikan kesaksian tentang tiga dari empat warga negara asing (WNA) asal Uzbekistan yang berupaya melarikan diri dari Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara.
Sebagai informasi, WNA berinisial BA alias JF (32), OMM alias IM (28), BKA (40) dan MR (26) itu ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri karena diduga terafiliasi dengan jaringan terorisme internasional Katiba Al-Tauhid Wal-Jihad.
"Awalnya itu teroris ini lari dari penjara, naik ke atap, ada empat orang. Nah, setelah itu, turun ke bawah, lalu bertemu dengan petugas, ditusuk petugasnya," kata Dumin saat ditemui di Kali Sunter, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa (11/4/2023).
Dumin tidak mengetahui pasti siapa di antara keempat WNA tersebut yang melakukan penusukan terhadap petugas Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara.
Baca juga: Densus 88 Tangkap 4 WNA Asal Uzbekistan, Diduga Sebar Propaganda Terorisme lewat Medsos
Hanya saja, kata Dumin, setelah penusukan tersebut, keempat tahanan ini mencoba kembali melarikan diri.
"Tetapi, setelah itu salah satunya ada yang tertangkap, yang dua lolos, nah yang satunya nyebur di sini (Kali Sunter) sekitar pukul 6 pagi. Tetapi, petugas kurang cepat sehingga (WNA yang nyebur) meninggal dunia," ungkap Dumin.
Dumin kemudian juga menyaksikan proses evakuasi yang dilakukan oleh petugas terhadap jenazah salah satu WNA. Ia melihat, setelah pengangkatan jenazah, terdapat luka di bagian kepala sebalah kanan.
"Lukanya di kepala bagian sini (kepala bagian kanan). (Karena), di Imigrasi itu dikeroyok, dia dipukulin, setelahnya dia lari dan langsung nyebur di sini," kata Dumin.
"Itu petugas (yang pukul), terus ada juga massa, ada orang biasanya (warga sekitar)," tuturnya lagi.
Baca juga: Curhat Sopir BusTerminal Kalideres, Penumpang pada Masa Libur Lebaran Sepi Sejak Pandemi
Adapun Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar menjelaskan, peristiwa upaya melarikan diri dan kekerasan terhadap petugas itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB.
Pada saat itu, petugas, baik dari Imigrasi maupun Densus 88 yang sedang melakukan pengamanan, tengah mempersiapkan makan sahur dan ibadah shalat subuh.
Secara tiba-tiba, tiga dari empat WNA melakukan penyerangan terhadap petugas dengan menggunakan pisau dapur yang didapatkan dari pantry.
“Jelang persiapan sahur WNA ditempatkan di ruang detensi tersebut melakukan penyerangan terhadap petugas Imigrasi dan anggota Densus yang bertugas di kantor tersebut, dalam upayanya untuk melarikan diri atau untuk menyerang kemudian dalam rangka melarikan diri,” ucap Aswin di Mabes Polri, Selasa (11/4/2023).
Akibat peristiwa tersebut, seorang petugas imigrasi bernama Adi Widodo meninggal dunia.
Selain itu, beberapa petugas mengalami luka-luka, baik luka berat maupun luka ringan. Secara rinci, ia menjelaskan, staf imigrasi bernama Dikky Firstho mengalami luka berat dan saat ini masih dirawat.
Selain itu, ada pula Supriatna, seorang staf imigrasi yang mengalami luka ringan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.