Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pilih Mudik Malam Hari: Lebih Adem dan Biar Anak Bisa Istirahat

Kompas.com - 16/04/2023, 22:00 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa orang memilih untuk berangkat mudik pada malam hari dari Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).

Salah satunya, Asar (38) yang hendak mudik ke Cilacap. Dia memilih malam untuk mudik karena beberapa pertimbangan. 

"Kalau malam hari, kalau jalanan macet, suhunya enggak terlalu panas. Saya kan bawa anak, kalau panas kasihan juga. Malam juga kemungkinan anak-anak pada tidur," ujar Asar di lokasi, Minggu.

Baca juga: PT KAI Prediksi Puncak Arus Mudik pada 21 April 2023

Asar melanjutkan, perjalanan menuju Cilacap memakan waktu sekitar 7-8 jam. Namun, karena saat ini sudah memasuki masa mudik Lebaran, dia tak meyakini perjalanan akan sesuai jadwal.

"Saya memilih mudik sekarang memang karena waktunya bisa mudik baru sekarang. Kemarin-kemarin masih kerja," kata Asar.

"Kalau besok-besok, selang dua atau tiga hari sebelum Lebaran, kan lagi padat. Makanya mudik malam," sambung dia.

Baca juga: Harga Tiket Bus AKAP Jakarta – Semarang Jelang Mudik Lebaran 2023

Pemudik lainnya yang memilih berangkat pada malam hari adalah Supriadi (38). Ia hendak menuju Pekalongan bersama istri dan anak-anaknya.

Sama seperti Asar, Supriadi lebih senang berangkat pada malam hari karena suasananya lebih sejuk.

"Kalau malam hari juga biasanya lebih cepat waktu tempuhnya daripada siang hari. Perjalanan biasanya 7-8 jam kalau malam," tutur Supriadi.

Baca juga: Musim Mudik, Truk Bertonase 14 Ton Lebih Dilarang Melintasi Jalan Nasional

Supriadi sengaja berangkat enam hari sebelum Lebaran atau H-6 agar punya waktu lebih lama berada di kampung halamannya.

Ia pun sengaja berangkat sekarang untuk menghindari kemacetan di jalanan.

"Setiap tahun emang selalu malam mudiknya. Mudik malam juga biar anak-anak bisa tidur," ujar Supriadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Megapolitan
Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com