Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Warga Mudik dengan Sepeda Motor, Tekan "Budget" agar Lebih Hemat

Kompas.com - 19/04/2023, 05:09 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepadatan pemudik mulai terlihat di simpang mal Bekasi Cyber Park (BCP) atau tepatnya di Jalan KH Noer Ali, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Selasa (17/4/2023).

Di jalan arteri tersebut, pemudik didominasi oleh mereka yang pergi menggunakan sepeda motor.

Salah satunya adalah Muhammad Ali (23).

Baca juga: Jalur Arteri Menuju Pantura di Bekasi Mulai Dipadati Pemudik

Bersama dengan sang kekasih, ia pergi ke kampung halamannya di Pemalang, Jawa Tengah menggunakan sepeda motor untuk menekan biaya perjalanan.

"Enggak sampai Rp 200.000 (untuk biaya satu kali perjalanan). Tekan budget juga," ujar Alif di lokasi, Selasa malam.

Selain untuk menekan budget, pria yang tinggal di Jakarta Barat itu memilih mudik menggunakan sepeda motor agar keperluannya di kampung halaman menjadi lebih praktis.

"(Waktu tempuh) kira-kira 8 jam. Kalau pakai sepeda motor, segala kebutuhan di kampung jadi lebih praktis. Buat atasi capeknya, paling istirahat di rest area sebentar abis itu lanjut jalan lagi," imbuh Alif.

Hal serupa juga dikatakan oleh Bagus (33), pemudik lainnya.

Baca juga: Hemat Rp 2 Juta karena Ikut Mudik Gratis Kemenhub, Pemudik: Uangnya Bisa Buat Saudara di Kampung

Pria itu juga memilih untuk mudik menggunakan sepeda motor demi hemat saat sampai di kampung halamannya di Banjarnegara.

"Lebih efisien (kalau pakai sepeda motor)," tutur Bagus singkat.

Pria yang tinggal di wilayah Jakarta Selatan itu pun menyebut bahwa ia sudah terbiasa pergi ke kampung halaman menggunakan sepeda motor.

"Baru libur hari ini, biasa memang lewat jalan sini (Bekasi) naik motor," jelas Agus.

Kepadatan arus mudik mulai terlihat di simpang mal Bekasi Cyber Park atau tepatnya di Jalan KH Noer Ali, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan pada Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Jaga Keamanan Saat Warga Mudik, Kapolda Metro: Kami Tak Ada Satu pun yang Libur atau Cuti

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, pemudik mulai berlalu-lalang melintasi jalan arteri tersebut sejak sore menjelang maghrib.

Mereka datang dari arah Jakarta melintasi Kalimalang. Arus kendaraan pun terlihat terbagi menjadi dua.

Ada yang mengarah ke Jalan MH Hasibuan, Margahayu dan ada juga pemudik yang melaju ke Jalan Ahmad Yani, Pekayon.

Mayoritas pemudik yang melintas menggunakan sepeda motor.

Ribuan pemudik itu tampak membawa berbagai kardus dan plastik berisikan barang-barang.

Barang-barang itu mereka letakkan di sela-sela sepeda motor yang mereka kendarai. Hingga pukul 22.31 WIB, para pemudik masih ramai melintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com