Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemudik di Terminal Kampung Rambutan Menumpuk, Imbas Bus Terlambat karena Terjebak Macet

Kompas.com - 20/04/2023, 15:50 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan arus mudik Idul Fitri 1444 Hijriah turut berdampak kepada penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (20/4/2023).

Imbas kemacetan tersebut, armada untuk mengangkut penumpang di Terminal Kampung Rambutan terlambat. Akibatnya, banyak pemudik menumpuk di ruang tunggu keberangkatan.

Tak sedikit pula pemudik terpaksa duduk di lantai hingga trotoar karena jumlah kursi tidak mampu menampung.

Baca juga: Antisipasi Kekerasan terhadap Penumpang Perempuan dan Anak, Terminal Pulo Gebang Siapkan Pos Sapa

Andri (27), pemudik tujuan Bengkulu, mengatakan terpaksa menanti di luar ruang tunggu keberangkatan terminal karena bus yang membawanya terlambat tiba.

"Kemungkinan kata PO (perusahaan otobus) terlambat karena macet. Ini sudah menunggu dari jam 08.00 WIB, tapi sampai sekarang belum datang," kata Andri di Jakarta Timur, dilansir dari TribunJakarta.com, Kamis siang.

Hingga pukul 11.00 WIB terhitung sudah tiga jam dia menunggu bus yang membawanya ke kampung halaman, tapi belum ada tanda-tanda pukul berapa armada akan tiba.

Keterlambatan bus AKAP yang tiba ini membuat waktu tempuh yang dihabiskan penumpang lebih lama, karena mereka masih harus terkendala macet di perjalanan ke kampung halaman.

"Biasanya dari Jakarta ke Bengkulu itu butuh waktu satu hari. Tapi kalau macet di jalan bisa lebih, bisa satu hari lebih delapan jam. Baru berangkat sekarang karena baru dapat cuti kerja," ujar Andri.

Baca juga: Beragam Fasilitas di Terminal Pulo Gebang untuk Pemudik, Ada Playground dan Penginapan

Bukan hanya Andri yang harus menunggu kedatangan armada bus AKAP karena imbas macet di perjalanan, banyak penumpang di Terminal Kampung Rambutan lain bernasib serupa.

Monica dan keluarganya juga harus menanti di luar ruang tunggu Terminal Kampung Rambutan karena bus AKAP membawa mereka ke Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, terlambat.

"Jadwal bus jam 11.00 WIB tapi belum ada kepastian, busnya belum datang juga. Tadi ditanya (ke pihak PO) katanya suruh menunggu saja. Memang biasanya molor berangkat kalau Lebaran," tutur Monica.

Berdasar data keberangkatan pada Rabu (19/4/2023) atau H-3 Idul Fitri tercatat sebanyak 3.332 penumpang diberangkatkan menggunakan 142 bus dari Terminal Kampung Rambutan.

Namun Kepala Terminal Kampung Rambutan Yulza Ramadhoni menuturkan pihaknya belum dapat memastikan apakah pada H-2 ini jumlah keberangkatan sudah menurun atau masih melonjak.

Baca juga: Imbas Tol Japek Macet, Bus Pemudik dari Terminal Pulo Gebang Telat Berangkat

"Sampai jam 11.00 WIB sudah ada 900 penumpang yang diberangkatkan. Nanti kita lihat apakah masih ada peningkatan di hari ini atau puncaknya di tanggal kemarin," tutur Yulza.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Penumpang di Terminal Kampung Rambutan Menumpuk Imbas Bus Terjebak Macet. (Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com