Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahulu Penerima Beasiswa di Universitas Ternama, Kini Mai Berdagang Minuman di Kawasan TMII

Kompas.com - 26/04/2023, 10:27 WIB
Nabilla Ramadhian,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

"Waktu jualan di pasar dulu, sehari bisa raup ratusan ribu sih, sekitar Rp 500.000-an. Itu pendapatan bersih kalau tidak ada potongan untuk bayar utang," ungkap Mai.

Namun, karena suatu hal, Mai tidak lagi membantu keluarganya berdagang sayur.

Jika nekat ingin menjual sayur sendiri pun Mai harus melakukanya di pasar lain.

"Makanya saya pindah lagi ke Jakarta. Di sini enggak jualan sayur karena harus beradaptasi," ucap Mai.

Baca juga: Cuaca Berangin dan Berawan, Wahana Kereta Gantung TMII Ditutup Sementara

"Pendatang kalau enggak kenal siapa-siapa aja di pasar ya agak sulit buat jualan. Belum lagi tau ambil barangnya di mana," imbuh dia.

Sejak kembali ke Jakarta pada 2019, Mai membantu menjaga warung milik orangtuanya.

Di sela-sela kesibukannya, Mai berprofesi sebagai pedagang minuman di sekitar TMII.

Mai berdagang setiap hari, mulai sekitar pukul 15.00 WIB-22.00 WIB pada hari biasa.

Sementara pada akhir pekan dan hari libur Nasional seperti Lebaran, Mai sudah menggelar lapak sejak pukul 08.00 WIB.

"Sebelum pandemi, pendapatan di hari biasa kisaran Rp 300.000-Rp 500.000. Kalau hari libur, per hari kisaran Rp 1 juta. Makanya, lumayan kalau jualan pas hari libur dan momen liburan kayak Lebaran," ujar Mai.

Baca juga: Tak Bisa Mudik Saat Libur Lebaran, Pedagang Minuman di TMII Ini Terkendala Biaya

Sementara selama pandemi, yakni sepanjang 2020-2021, ia bertahan dengan mengandalkan pemasukan dari toko kelontong milik orangtuanya.

Mulai 2022, Mai kembali menggelar lapak minuman di sekitar TMII. Pendapatan hariannya berkurang menjadi Rp 100.000-Rp 200.000.

Akan tetapi, pendapatan saat akhir pekan dan hari libur nasional tetap berada pada kisaran Rp 1 juta.

"Kalau tahun ini, pendapatan hari biasa dan libur Nasional balik lagi kayak sebelum pandemi, malah sedikit lebih bertambah," Mai berujar.

"Kalau liburan kayak Lebaran, pembeli paling ramai pagi sampai siang. Sore juga masih ada pembeli. Kalau sore menjelang malam, cuma beberapa aja pembelinya," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gembok Rumah Warga Terpaksa Dibobol Damkar Saat Padamkan Kebakaran Pasar Poncol Senen

Gembok Rumah Warga Terpaksa Dibobol Damkar Saat Padamkan Kebakaran Pasar Poncol Senen

Megapolitan
Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Megapolitan
Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Megapolitan
Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Megapolitan
Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Megapolitan
FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

Megapolitan
Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Megapolitan
Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Megapolitan
3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Megapolitan
Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Megapolitan
Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Megapolitan
Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Megapolitan
Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com