Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Mai Menafkahi Anaknya, dari Berdagang Sayur di Medan hingga Minuman di TMII

Kompas.com - 26/04/2023, 15:39 WIB
Nabilla Ramadhian,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mai (31) menempuh perjalanan yang cukup berat demi menafkahi anaknya yang masih berusia 7 tahun.

Perjalanannya dimulai ketika ia menikah dan kembali ke Medan pada 2014, tepatnya usai Mai berhenti kuliah di Jawa Barat.

"Saya kembali ke Medan pas nikah, bantu keluarga jualan sayur di sana dari jam 24.00 WIB-12.00 WIB," ujar Mai di sekitar kawasan TMII, Jakarta Timur, Minggu (23/4/2023).

Selama berada di Medan, Mai mencoba peruntungan dengan membantu keluarganya berdagang sayur di pasar.

Baca juga: Dahulu Penerima Beasiswa di Universitas Ternama, Kini Mai Berdagang Minuman di Kawasan TMII

Mai mulai bersiap-siap pukul 24.00 WIB untuk mengambil dagangan di pasar induk.

Mai mengatakan, ia harus memberanikan diri untuk berjalan kaki sejauh lima kilometer dari rumahnya menuju pasar induk.

"Ada orang bilang kalau mereka salut sama keberanian saya. Saya enggak takut karena berdoa di dalam hati, dan ada Tuhan untuk melindungi," ungkap Mai.

"Bukannya sok jagoan, tapi harus mandiri. Harus nekat kalau mau cari uang, kalau enggak ya hancur enggak bisa hidup. Berjuang demi anak supaya dia bisa makan," sambung dia.

Mai mulai berjualan pukul 04.00 WIB-12.00 WIB. Ragam sayuran yang Mai jual mencakup cabai dan tomat.

Baca juga: Pilih Jualan Saat Lebaran, Pedagang Minuman di TMII Ini Bisa Raup Untung Rp 1 Jutaan Per Hari

Dalam sehari, ia mampu meraup pendapatan bersih sekitar Rp 500.000, jika tidak ada potongan untuk membayar utang.

 

Berdagang di Jakarta

Karena suatu hal, ujar Mai, ia tidak lagi membantu keluarganya berdagang sayur di Medan.

Jika nekat ingin menjual sayur sendiri pun Mai harus melakukanya di pasar lain.

"Makanya saya pindah lagi ke Jakarta. Di sini enggak jualan sayur karena harus beradaptasi," ucap Mai.

"Pendatang kalau enggak kenal siapa-siapa aja di pasar ya agak sulit buat jualan. Belum lagi tau ambil barangnya di mana," imbuh dia.

Sejak kembali ke Jakarta pada 2019, Mai membantu menjaga warung milik orangtuanya.

Di sela-sela kesibukannya, Mai berprofesi sebagai pedagang minuman di sekitar TMII.

Mai berdagang setiap hari, mulai sekitar pukul 15.00 WIB-22.00 WIB pada hari biasa.

Sementara pada akhir pekan dan hari libur Nasional seperti Lebaran, Mai sudah menggelar lapak sejak pukul 08.00 WIB.

"Sebelum pandemi, pendapatan di hari biasa kisaran Rp 300.000-Rp 500.000. Kalau hari libur, per hari kisaran Rp 1 juta. Makanya, lumayan kalau jualan pas hari libur dan momen liburan kayak Lebaran," ujar Mai.

Baca juga: Cerita Hendra Pedagang Boneka di Ragunan, Dapat Untung Rp 6 Juta Sehari saat Libur Lebaran 2023

Sementara selama pandemi, yakni sepanjang 2020-2021, ia bertahan dengan mengandalkan pemasukan dari toko kelontong milik orangtuanya.

Mulai 2022, Mai kembali menggelar lapak minuman di sekitar TMII. Pendapatan hariannya berkurang menjadi Rp 100.000-Rp 200.000.

Akan tetapi, pendapatan saat akhir pekan dan hari libur nasional tetap berada pada kisaran Rp 1 juta.

"Kalau tahun ini, pendapatan hari biasa dan libur Nasional balik lagi kayak sebelum pandemi, malah sedikit lebih bertambah," Mai berujar.

"Kalau liburan kayak Lebaran, pembeli paling ramai pagi sampai siang. Sore juga masih ada pembeli. Kalau sore menjelang malam, cuma beberapa aja pembelinya," imbuh dia.

Baca juga: Tak Bisa Mudik Saat Libur Lebaran, Pedagang Minuman di TMII Ini Terkendala Biaya

Mai melanjutkan, ia tetap menggeluti dunia dagang saat kembali ke Jakarta karena sudah terbiasa sejak ia berjualan sayur di Medan.

Sebab, berdagang menghasilkan cukup banyak pendapatan untuk menafkahi sang buah hati.

Namun, ia tidak menampik pekerjaannya cukup melelahkan, terutama karena ia melakukannya seorang diri.

"Kerasa capeknya, enggak ada yang bantuin. Belum lagi kalau tempat saya ambil barang dagangan lagi bermasalah. Bisa sulit ambil barang, jadi enggak bisa jual apa-apa," tutur Mai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com