Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Anyar Tersungkur saat Penertiban, Wali Kota Tangerang: Satpol PP Tariknya Kekencangan

Kompas.com - 05/05/2023, 19:20 WIB
Firda Janati,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menanggapi soal oknum Satpol PP Kota Tangerang yang menarik pedagang Pasar Anyar sampai tersungkur.

Arief menuturkan, ia telah menerima laporan ihwal peristiwa penertiban berujung ketegangan yang terjadi pada 25 April lalu.

"Kalau saya dapat laporan kejadiannya itu ada terprovokasi, kejadiannya (pedagang) menyerang di depan, terus ditarik, cuma (Satpol PP) ditariknya kekencengan," tutur Arief saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/4/2023).

Baca juga: Oknum Satpol PP Kota Tangerang Banting Pedagang Pasar Anyar

Arief mengaku sudah mengingatkan Satpol PP untuk melakukan penertiban tanpa arogansi.

"Ya saya bilang juga, sudah saya ingatkan bahwa ya bagaimanapun juga kita lakukan penertiban ini secara humanis," ujar dia.

Kata Arief, oknum Satpol PP yang mengakibatkan pedagang tersebut tersungkur juga sudah dikenakan sanksi teguran.

"Sudah diberikan sanksi dan kami ingatkan, termasuk Kasatpol PP-nya sudah kami ingatkan juga," ujar Arief.

Baca juga: Anggota Satpol PP yang Banting Pedagang Pasar Anyar Kena Sanksi Teguran

Bukan hanya menganggapi soal peristiwa tersebut, Arief juga mengimbau pedagang agar mengikuti arahan untuk berjualan di dalam pasar.

"Makanya yang tertata, supaya ke depannya ini semua (Pasar Anyar) jadi lebih nyaman," kata dia.

Dari penuturan Arief, para pedagang sebenarnya sudah disediakan lapak untuk berjualan di dalam gedung Pasar Anyar tepatnya di lantai 2.

"Makanya ini yang kita dorong (imbau) semuanya bareng-bareng yuk ke dalam. Nanti pembelinya kami dorong (belanja) ke dalam (pasar)," kata Arief.

Sebelumnya diberitakan, dalam video rekaman yang dilihat Kompas.com, sejumlah pedagang dan Satpol PP tampak sedang tarik menarik.

Dari video rekaman berdurasi 1 menit 34 detik tersebut juga terlihat seorang pedagang yang sampai tersungkur usai ditarik petugas Satpol PP.

Seorang pedagang di Pasar Anyar dengan inisial A membenarkan peristiwa tersebut dan dia melihat pedagang itu tersungkur.

A bahkan mengaku mendapat bogem yang dilayangkan oknum petugas dari belakang.

"Posisi saya lagi lari (mau bantu), lihat dia lagi dibanting. Jadi ditonjok belakangnya, pedagang juga yang dibanting," kata seorang pedagang inisial A, Rabu (3/5/2023).

Kata A, Satpol PP Kota Tangerang saat itu tengah melakukan penertiban. Namun, ketegangan terjadi.

A mengatakan, dia tidak menolak apabila petugas melakukan penertiban, tetapi tidak dengan cara yang arogan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com