JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih memburu Sukron, sopir mobil boks perusahaan ekspedisi yang menabrak Achmad Fauzan Anggara (39) hingga tewas di kawasan Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.
Kasat Lantas Polres Jakarta Barat Kompol Maulana Karepesina mengatakan, pihaknya kini terus berupaya untuk menangkap pelaku.
"Iya, pelaku belum didapat. Sudah dilakukan upaya-upaya terus," kata Maulana melalui pesan singkat, Sabtu (3/6/2023).
Baca juga: Pria Ditabrak Mobil Boks Ekspedisi hingga Tewas di Slipi, Perusahaan Tawarkan Ganti Rugi Rp 10 Juta
Dia menyampaikan, penyidik telah mencari keberadaan Sukron ke sejumlah tempat, termasuk Cakung dan Bekasi. Polisi juga sudah memasukkan Sukron dalam daftar pencarian orang (DPO).
"(Kendalanya) belum ada info terkait pelaku ada di mana. Kalau ada informasi A1 (terpercaya), pasti sudah dilakukan upaya (penangkapan) paksa," papar Maulana.
Diberitakan sebelumnya, tabrakan terjadi ketika Achmad hendak berangkat kerja dari Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, menuju Meruya, Selasa (25/4/2023).
Menurut Tsalisa Nur Aini (35), istri Achmad, suaminya ditabrak mobil boks sekitar pukul 05.15 WIB. Mobil boks yang dikendarai Sukron tiba-tiba masuk ke jalur berlawanan, lalu menabrak motor korban.
"Dia hilang kendali, sopirnya sih bilang ke kami remnya blong, tapi belum bisa dibuktikan, diduga kan ini rem blong," ujar Tsalisa kepada Kompas.com, Senin (29/5/2023).
Baca juga: Anaknya Tabrak Pengendara Motor di Slipi, Ayah Pelaku Malah Bawa Kabur Uang Kompensasi
Setelah menabrak, Sukron ikut membawa korban ke Rumah Sakit Pelni. Kala itu, Tsalisa dihubungi pihak rumah sakit pada pukul 09.00 WIB. Suaminya sudah dipasang gips.
Lalu, sekitar pukul 17.58 WIB, Achmad dinyatakan meninggal dunia.
"Saat itu sopir masih ada, saya masih ngobrol sama sopir di dalam IGD. Sopir masih minta maaf dan juga datang ke rumah, datang menyelawat, nguburin, datang ke pemakaman," jelas dia.
Dalam kondisi berkabung, ayah Sukron ikut hadir dan meminta anaknya tak dipenjara. Namun, Tsalisa bersikukuh memproses peristiwa yang merenggut nyawa suaminya itu ke kepolisian.
Baca juga: Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu, 55 Wisatawan dan ABK Berhasil Dievakuasi
Sepekan berselang, pihak perusahaan datang bersama ayah Sukron ke kediaman Tsalisa dan menawarkan kompensasi sebesar Rp 10 juta.
"Dia bilang, 'Bu, ini dari perusahaan, biar cepat aja prosesnya, tolong diterima'. Terus aku jawab, 'Ini apa-apaan? Enggak sopan. Anda harus mikirin anak tiga kami, pokoknya nanti kita ngobrol-ngobrol sama pengacara saya'," kata Tsalisa menirukan percakapannya kala itu.
Tsalisa lantas menolak uang tersebut. Tsalisa menyebutkan, uang Rp 10 juta itu kemudian dibawa kabur oleh ayah Sukron.
"Jadi perusahaan enggak datang dengan pemilik perusahaannya ke rumah, tapi mengutus orang. Ternyata sama si ayahnya Sukron, (uang) dibawa kabur selepas aku bilang, 'Udah bawa Rp 10 jutanya, aku pengin ngobrol di polisi'," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.