Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Elsa Perjuangkan "Kampung Jahit" di Padang, Modal Nekat Berbuah Omzet Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 15/06/2023, 05:30 WIB
Xena Olivia,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

 

MEDAN, KOMPAS.com - Elsa Maharrani (33) tengah dalam perjalanan pulang bersama suaminya, Fajri Gufran Zainal (37) kembali ke Kota Padang, Sumatera Barat, ketika muncul pemikiran untuk mengembangkan kampung mereka.

Kampung tempat mereka tinggal, Simpang Koto Tingga, Kelurahan Ambacang, Kecamatan Kuranji, terletak di perbatasan antara kota dan kabupaten Padang.

Elsa mengatakan, rata-rata kelas ekonomi di kampungnya menengah ke bawah.

Dia dan suami ingin mencari cara untuk bisa membantu meningkatkan kesejahteraan kampungnya.

“Banyak di situ kuli bangunan, pemecah batu karena banyak kali, terus ada petani juga,” kata Elsa dalam Bincang Inspiratif 14th Satu Indonesia Award 2023 di Prime Plaza Hotel, Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (14/6/2023).

“Mereka itu pagi-petang. Dapat duit petang, paginya habis. Lalu, yang lebih parahnya lagi, (pengguna) narkoba juga banyak di sana,” sambung dia.

Baca juga: Cerita 2 Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Fantastis dari Berjualan Sayur hingga Kopi

Sang suami akhirnya mengusulkan konsep “kampung jahit”.

Lewat konsep itu, mereka hendak mengajak orang-orang di Simpang Koto Tingga untuk memproduksi barang sendiri sehingga tidak lagi harus membeli produk dari Pulau Jawa.

“Saya mikir waktu itu. Ini Padang lho, bukan Jawa. Enggak mungkin, enggak mungkin,” tutur Elsa sambil tersenyum.

“Tapi suami bilang, bisa, bisa. Akhirnya ya sudah kita mimpi saja dulu,” lanjut dia.

Modal Rp 3 juta

Awalnya, Elsa mengeluarkan modal sebesar Rp 3 juta untuk merintis mimpinya itu. Dengan modal sekecil itu, awal usahanya tak berjalan mulus.

Dia kesulitan mencari penjahit yang mau bekerja sama dengannya.

“Saya coba cari kain, kita coba cari satu penjahit. Itu drama juga. Enggak ada yang mau di kampung kita diupah (di bawah) standar Jawa. Tapi kita meyakini, kita niatnya bangun kampung,” ujar Elsa.

Baca juga: Kisah Sukses Panut, Dapat Rp 50 Juta Per Bulan dari Jualan Ikan Cupang

Namun, ia tak pantang menyerah. Lambat laun, tim di tokonya yang bernama Maharrani bertambah besar hingga 74 orang kini telah bergabung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Megapolitan
1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Megapolitan
Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Megapolitan
Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Megapolitan
Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Megapolitan
Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO,  Dekor Apa Adanya dan 'Catering' Tak Kunjung Datang

Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekor Apa Adanya dan "Catering" Tak Kunjung Datang

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

Megapolitan
Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Megapolitan
Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Megapolitan
Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Megapolitan
Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Megapolitan
Revitalisasi Pasar Jambu Dua di Bogor Hampir Rampung, Kamis Ini Bisa Digunakan

Revitalisasi Pasar Jambu Dua di Bogor Hampir Rampung, Kamis Ini Bisa Digunakan

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Dijanjikan Catering dan Dekorasi Rp 20 Juta

Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Dijanjikan Catering dan Dekorasi Rp 20 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com