Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Ketegasan Pemkot Tangsel Tutup TPS Ilegal di Pondok Ranji yang Diduga Dibekingi Ormas

Kompas.com - 20/06/2023, 10:11 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sejumlah warga RT 004 RW 002, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, memprotes adanya aktivitas pembuangan sampah di lahan kosong dekat permukiman mereka.

Lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS) ilegal itu berlokasi di Jalan Nusa Jaya 1, tepatnya di belakang TPU Tugu Pladen.

Lokasi lahan kosong itu hanya berjarak sekitar 300-500 meter dari permukiman terdekat.

Akibatnya, aktivitas pembuangan sampah di sana menimbulkan bau tak sedap sehingga membuat warga terganggu.

Baca juga: Wali Kota Tangsel Instruksikan Dinas LH Tutup Permanen TPS Ilegal di Pondok Ranji

Menurut Ketua RT setempat bernama Ruslan, aktivitas pembuangan sampah di sana sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.

Namun, mengingat permukiman kini sudah agak padat, pembuangan sampah di TPS tersebut sebaiknya dihentikan.

"Jadi situasi saat ini sudah sangat tidak memungkinkan untuk tempat pembuangan sampah," kata Ruslan saat ditemui di kediamannya, Senin (19/6/2023).

Menurut Ruslan, sampah-sampah yang dibuang di TPS ilegal berasal dari rumah tangga dan pasar. Padahal, lokasi itu awalnya hanya tempat para pemulung untuk mengepul barang bekas.

"Sekarang-sekarang ini yang masuk ke sana itu sampah pasar. Jadi ada keluhan bau dari masyarakat sekitar," ucap Ruslan.

Warga surati Dinas Lingkungan Hidup

Sejumlah warga setempat lantas menyurati Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan untuk menindaklanjuti keluhan mereka.

Setidaknya ada 50 warga yang melampirkan KTP-nya untuk melayangkan surat permohonan penutupan TPS liar kepada DLH Tangerang Selatan pada 8 Juni 2023.


Dalam isi surat tersebut, ada tiga poin yang disampaikan warga. Warga meminta Pemkot menyetop kegiatan pembuangan sampah liar, membersihkan limbah, dan menutup lahan tersebut.

"(Kami mengusulkan DLH) untuk membersihkan serta mengangkat limbah yang sudah menumpuk karena sudah sangat mencemarkan udara lingkungan kami," demikian isi surat tersebut.

Baca juga: Lahan Kosong yang Jadi TPS Ilegal di Pondok Ranji Diduga Dibekingi Ormas

Kemudian, warga meminta lahan kosong tersebut ditutup dari kegiatan pembuangan sampah dan puing.

"Sudah disampaikan, kemarin dari pemda dan lurah sudah meninjau ke lokasi. Itu mereka datang karena ada reaksi masyarakat yang mengeluhkan adanya aktivitas itu," ucap Ruslan.

Sempat ditutup, tetapi beroperasi kembali

Dihubungi secara terpisah, Anhar selaku Ketua RW setempat mengatakan, TPS ilegal tersebut sempat ditutup pada pertengahan 2022.

Menurut dia, TPS saat itu ditutup bertepatan dengan peresmian Stasiun Pondok Ranji yang telah direvitalisasi.

Penutupan dilaksanakan berdasarkan hasil pertemuan antara pengelola TPS dengan Dinas Lingkungan Hidup, Satpol PP, pihak kecamatan dan kelurahan, termasuk RT dan RW.

"Itu sempat dikasih imbauan oleh Pak Camat bahwa TPS ilegal itu ditutup. Malahan saat itu juga dibersikan dan diratakan sampai diturunkan alat berat," kata Anhar.

"Itu sudah ada kesepakatan oleh pengelola juga," tambah dia.

Baca juga: Dikeluhkan Warga, TPS Ilegal di Pondok Ranji Sempat Ditutup tetapi Beroperasi Lagi

Rupanya beberapa bulan setelah TPS ditutup, aktivitas pembuangan sampah kembali terjadi.

Hal itu diduga karena tak ada keseriusan pemerintah setempat untuk menangani permasalahan tersebut.

"Akhirnya pas ada pembiaran, lahan itu beroperasi lagi buat tempat pembuangan sampah, seperti saat ini," ujar Anhar.

Diduga dibekingi ormas

Anhar menyebutkan, TPS ilegal di lingkungannya dikelola oleh perorangan.

Kendati demikian, ada oknum dari organisasi masyarakat (ormas) yang diduga membekingi pengelola TPS tersebut.

"Bisa disebut yang mengelola itu perorangan, tapi di belakangnya ada ormas juga," ucap Ahnar.

Baca juga: Sederet Masalah Sampah yang Bikin Jengkel Warga di Jabodetabek, termasuk TPS Ilegal Pondok Ranji

Anhar mengaku tak mempersoalkan keberadaan oknum ormas tersebut. Bagi dia, menjamin lingkungan agar tetap bersih adalah prioritasnya sebagai pengurus lingkungan.

"Sebetulnya ormas enggak ada kaitannya. Soalnya kami lingkungan seharusnya bisa menjamin kebersihan dan kenyamanan di lingkungan kami," ujar dia.

Wali Kota instruksikan Dinas LH tutup permanen TPS ilegal

Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie telah menginstruksikan Dinas LH untuk menutup permanen lahan kosong yang dijadikan TPS ilegal.

Menurut Benyamin, setidaknya ada enam lapak yang sudah ditutup dan dipastikan tak akan beroperasi kembali.

"Iya, itu sudah (ditutup permanen). Enam lapak sudah ditutup sama kami, sudah enggak operasi lagi mereka. Jadi tinggal satu lapak lagi ini akan segera kami tutup," kata Benyamin.

Baca juga: Penampakan TPS Ilegal di Pondok Ranji yang Dikeluhkan Warga, Dikelilingi Bedeng Pemulung

Setelah lapak-lapak itu ditutup, Dinas LH Tangerang Selatan baru akan mengangkut sampah-sampah yang menumpuk di beberapa titik lahan kosong tersebut.

"Setelah itu, nanti sampah-sampah yang sisanya harus kami angkut lagi. Saya sudah instruksi ke DLH untuk segera menindaklanjuti," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com