Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak UI: Mobil Camaba Pajero, Masa Kami Kasih UKT Rp 500 Ribu?

Kompas.com - 28/06/2023, 18:15 WIB
Muhammad Naufal,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pihak Universitas Indonesia (UI) menanggapi keluhan sejumlah mahasiswa hingga BEM UI terkait mahalnya biaya uang kuliah tunggal (UKT).

Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI Amelita Lusia menegaskan, pihaknya menetapkan biaya kuliah melalui data yang diberikan para calon mahasiswa baru (camaba).

Data itu tepatnya diinput para camaba UI saat mendaftar ulang setelah dinyatakan lolos seleksi.

"Begini, kami menentukan itu berdasarkan apa, misal (camaba UI) mengirimkan data-data," ujar Amelita melalui sambungan telepon, Rabu (28/6/2023).

Baca juga: Berlanjutnya Polemik UKT UI yang Mahal, 10 Calon Mahasiswa Terancam Mengundurkan Diri

Ia menyebutkan, jika menginput data tentang memiliki mobil Mitsubishi Pajero yang notabene seharga Rp 500 juta, maka camaba tersebut tidak elok dikenai biaya UKT rendah.

"Kalau dari data ternyata mobilnya Pajero, rumahnya di mana, masa kami kasih (UKT) Rp 500.000?" kata Amelita.

Di satu sisi, jika ada penjelasan mengenai kepemilikan mobil mewah tersebut, pihak UI akan menurunkan UKT camaba yang bersangkutan.

"Kalau dibilang, 'oh, itu mobil om, saya'. Ya sudah, mungkin disertakan STNK mobil atas nama omnya, kami pasti turunkan ya," tutur Amelita.

Baca juga: Soal Biaya UKT Mahal, Ketua BEM: UI Tak Peduli Nasib Mahasiswanya

Dalam kesempatan itu, ia lantas menegaskan, pihak UI tidak secara acak menentukan UKT per camaba mereka.

Katanya, ada camaba yang bahkan tidak dikenai biaya UKT.

Ada juga camaba yang dikenai biaya UKT sebesar Rp 500.000.

"Ada kok yang zero (UKT camaba), ada yang Rp 500.000. Dari awal kami kasih Rp 500.000," ujarnya.

Curhatan soal UKT mahal

Sebelumnya diberitakan, mahalnya nominal UKT di UI dikeluhkan sejumlah mahasiswa, diantaranya Sabrina Syifa dan Rachel, dua mahasiswa baru kampus tersebut.

Keduanya sama-sama tak menyangka UKT yang didapat jauh lebih mahal dari yang mereka perkirakan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com