BEKASI, KOMPAS.com - Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengungkapkan, pembunuhan WCP (48), pedagang sate di Bekasi, dilatarbelakangi rasa kesal karena pelaku tak diberi uang.
Sebagai informasi, WCP dibunuh oleh Prada DR, seorang prajurit TNI sekaligus anak korban.
Sebelum membunuh ayahnya, Prada DR sedang dalam proses pemecatan dari TNI karena desersi.
"Kejadian berawal saat pelaku DR pulang ke rumah orangtuanya tanggal 26 Juni untuk pinjam uang sebagai bekal mencari pekerjaan," ungkap Irsyad dalam keterangannya, Jumat (30/6/2023).
Baca juga: Habisi Ayahnya Sendiri, Pelaku Pembunuhan Pedagang Sate di Bekasi Ternyata Prajurit TNI
Permintaan DR tak dituruti oleh ayahnya. Keduanya terlibat cekcok dan tak bertegur sapa. Pada Kamis (29/6/2023) kemarin, DR kemudian menghabisi ayahnya.
"Pukul 06.00 WIB, pelaku masuk dalam kamar korban dan melihat ada sangkur di meja. Pelaku kemudian mengambil sangkur dan menikam korban," ucap Irsyad.
WCP lalu tewas akibat hunjaman sangkur yang dilakukan putranya tersebut. "Korban ditikam tepat di bagian punggung sebanyak lima kali," jelas Irsyad.
Baca juga: Sebelum Bunuh Ayahnya, Prajurit DR Sudah Dalam Proses Pemecatan dari TNI Akibat Desersi
Saat ini, Prada DR sudah ditahan di Detasemen Polisi Militer Jaya 2 Cijantung. DR ditangkap oleh pihak TNI bersama Polres Metro Bekasi Kota tak lama setelah pembunuhan WCP terjadi.
"Penanganan ini juga dilakukan secara gabungan antara Denpom Jaya 2 Cijantung dan Polres Metro Bekasi Kota," tutur Irsyad.
Selain itu, DR kini sudah diberhentikan dengan tidak hormat dari satuannya karena terbukti melakukan pelanggaran berat.
Baca juga: Fakta Kasus Pembunuhan Pedagang Sate di Bekasi, Pelaku adalah Anaknya yang Seorang Prajurit TNI
Sebelumnya, Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Dani Hamdani mengungkapkan, ada tiga orang saksi yang diamankan usai WCP ditusuk di warung sate miliknya, Jalan Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, Kamis.
Dari tiga orang yang diamankan, satu di antaranya adalah terduga pelaku.
"Iya, termasuk terduga pelaku," jelas Dani di Mapolsek Medan Satria, Kamis malam.
Tiga saksi yang diamankan masih memiliki hubungan darah dengan korban. Sementara itu, jasad korban sudah berada di Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diotopsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.