Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Duduk Perkara Perselisihan Dewi Perssik dan Ketua RT Soal Sapi Kurban | Rumah Potong Hewan Ditutup Paksa Ormas

Kompas.com - 01/07/2023, 05:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang perselisihan antara pedangdut Dewi Perssik dan seorang ketua RT di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, banyak dibaca pada Jumat(30/6/2023).

Belakangan, Dewi Perssik mengakui perselisihan ini terjadi akibat miskomunikasi. Dewi menyatakan, ia sejak awal hanya menitipkan sapi yang dibelinya dari Brebes di halaman masjid.

Lalu, berita soal penutupan paksa rumah potong hewan (RPH) di Pulogadung, Jakarta Timur, oleh sebuah organisasi masyarakat (ormas) juga ramai dibicarakan.

Baca juga: Pemprov DKI Tempuh Jalur Hukum Buntut Ormas Tutup Paksa RPH: Mereka Pakai Kekerasan

Kemudian, motif Prajurit Dua (Prada) DR bunuh ayahnya berinisial WPC (48) terkuak. Prada DR disebut kesal karena tak diberi uang oleh WPC. Berikut paparannya:

1. Duduk perkara perselisihan Dewi Perssik dengan ketua RT

Pedangdut Dewi Perssik dan seorang Ketua RT di kawasan Lebak Bulus terlibat perselisihan akibat masalah sapi kurban. Belakangan, Dewi Perssik mengakui perselisihan ini terjadi akibat miskomunikasi.

Dewi menyatakan, ia sejak awal hanya menitipkan sapi yang dibelinya dari Brebes di halaman Masjid Babul Khoirot. Ia ingin sapi itu disembelih di tempat lain.

Miskomunikasi terjadi karena pengurus masjid dan RT mengira bahwa Dewi ingin mengurbankan dan menyembelih sapinya melalui Masjid Babul Khoirot. Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Usai Marah-marah di Medsos, Dewi Perssik Akui Ada Miskomunikasi dengan Ketua RT soal Nitip Sapi Kurban

2. RPH di Pulogadung ditutup paksa oleh ormas

Rumah potong hewan (RPH) yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, ditutup paksa oleh sekelompok anggota organisasi masyarakat (ormas).
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) sudah melaporkan peristiwa itu ke kepolisian dan meminta bantuan pengamanan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak Wali Kota dan Polres Metro Jakarta Timur untuk bantuan pengamanan," ujar Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan Dinas KPKP DKI Jakarta Renova Ida Siahaan, Jumat (30/6/2023). Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Duduk Perkara Rumah Potong Hewan Milik Pemprov DKI Ditutup Paksa Ormas: Mulanya Pedagang Ayam Dipaksa Libur

3. Motif Prada DR bunuh ayahnya

Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengungkapkan, pembunuhan WCP (48), pedagang sate di Bekasi, dilatarbelakangi rasa kesal karena pelaku tak diberi uang.

Sebagai informasi, WCP dibunuh oleh Prada DR, seorang prajurit TNI sekaligus anak korban. Sebelum membunuh ayahnya, Prada DR sedang dalam proses pemecatan dari TNI karena desersi.

"Kejadian berawal saat pelaku DR pulang ke rumah orangtuanya tanggal 26 Juni untuk pinjam uang sebagai bekal mencari pekerjaan," ungkap Irsyad dalam keterangannya, Jumat (30/6/2023). Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Tamatnya Riwayat Prada DR di TNI, Dipecat Tak Hormat Usai Gelap Mata Habisi Ayahnya di Bekasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Beli Tiket Masuk Monas dan Harga Tiketnya

Cara Beli Tiket Masuk Monas dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Dishub Jaksel Cabut Pentil 823 Kendaraan Roda Dua karena Parkir Sembarangan

Dishub Jaksel Cabut Pentil 823 Kendaraan Roda Dua karena Parkir Sembarangan

Megapolitan
'Tapera Bakal Jadi Beban Tambahan Guru dengan Gaji Sangat Kecil dan Kurang'

"Tapera Bakal Jadi Beban Tambahan Guru dengan Gaji Sangat Kecil dan Kurang"

Megapolitan
Belajar dari Kasus Ibu Cabuli Anak, KPAI: Orangtua Belum Tentu Menjamin Keamanan Anak

Belajar dari Kasus Ibu Cabuli Anak, KPAI: Orangtua Belum Tentu Menjamin Keamanan Anak

Megapolitan
KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Vandalisme, KCI Bakal Ambil Tindakan Tegas

KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Vandalisme, KCI Bakal Ambil Tindakan Tegas

Megapolitan
Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Megapolitan
Kronologi Kasus 'Bullying' Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Kronologi Kasus "Bullying" Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Megapolitan
Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Megapolitan
Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Megapolitan
Siswi SD Korban 'Bullying' di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Siswi SD Korban "Bullying" di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Megapolitan
Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Megapolitan
Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang 'Berlubang' hingga Minim Penerangan

Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang "Berlubang" hingga Minim Penerangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com