Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Hidup Sulit, Adang Tak Ingin Anaknya Ikut Jadi Penjual Gulali

Kompas.com - 03/07/2023, 13:41 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sedikit orangtua berharap anak-anaknya dapat melakoni pekerjaan yang lebih baik, dibanding yang mereka jalani saat ini.

Begitu pula dengan Adang (65). Pedagang gulali ini sudah mengais rejeki selama lebih dari 40 tahun di Ibu Kota demi menghidupi istri dan keempat anaknya di Garut, Jawa Barat.

Penghasilan Adang dalam sehari berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000. Kata dia, dengan penghasilannya saat ini, sulit rasanya menyekolahkan empat orang anak hingga bangku kuliah.

Baca juga: Kisah Adang, 40 Tahun Jualan Gulali di Tengah Getirnya Kehidupan Ibu Kota

Namun, rezeki tak ke mana. Berkat jerih payahnya, Adang berhasil membuat anak-anaknya lulus sekolah menengah kejuruan.

"Cuma bisa sekolahin doang enggak bisa kuliahin. Alhamdulillah satu lagi yang bontot SMK. Udah pada gede semua, yang dua sudah berkeluarga, yang satu orang sudah beres sekolah tahun kemaren, satu lagi baru mau masuk SMK," ucap Adang saat ditemui Kompas.com di pelataran Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2023).

Walau tumbuh besar dari keluarga pedagang gulali, Adang berharap anak-anaknya tidak ada yang mengikuti jejak dia sebagai penjual gulali.

"Kalau bisa mah nggak boleh kayak bapaknya, kalau nggak ya nggak apa. Namanya nasib emang kejam tapi kalau bisa jangan sampai kayak bapaknya," ujar Adang.

Baca juga: Bayar Rp 5.000 Sehari, Pedagang Gulali Ini Tinggal Bareng 14 Orang di Satu Rumah

Anak pertama Adang adalah perempuan, saat ini bekerja di salon kecantikan eyelash extension.

Sedangkan anak keduanya yang juga perempuan, saat ini sedang usaha kecil-kecilan berdagang jajanan rumahan berupa cilok dan bakso goreng.

Anak ketiganya baru saja lulus SMK dan tengah mencari kerja. Lalu anak keempat Adang baru memasuki bangku SMK pada tahun ini.

"Satu lagi yang bontot SMK. Udah pada gede semua," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com