DEPOK, KOMPAS.com - Anggota Fraksi PKB DPRD Kota Depok Babai Suhaimi menyorot rencana pembangunan alun-alun di Bojongsari, yang bakal menelan anggaran Rp 45 miliar.
Padahal, kata dia, program Wali Kota Depok M Idris itu tak krusial dan bukan kebutuhan utama warga di Kota Belimbing.
"Alun-alun Rp 45 miliar tidak begitu krusial dan bukan merupakan kebutuhan utama," ucapnya melalui sambungan telepon, Rabu (12/7/2023).
Babai menekankan, jika sudah rampung, alun-alun itu bisa jadi hanya dinikmati masyarakat dengan penghasilan tertentu.
Ia juga menyebut alun-alun tersebut dibangun di kawasan yang jauh dari pusat kota alias tidak strategis.
Baca juga: Bikin Alun-alun di Bojongsari Depok, Wali Kota Idris Gelontorkan Rp 45 Miliar
"Orang yang datang ke alun-alun itu yang memiliki kelebihan dalam ekonomi, mereka ingin bersantai," sebutnya.
"Lokasi pembangunan alun-alun juga tidak strategis," lanjut Babai.
Di satu sisi, kata Babai, Idris kini justru mengabaikan persoalan sampah.
Sebab, menurut dia, Idris masih mengoperasikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.
Lokasi itu padahal dinilai sudah tak layak dioperasikan, mengingat penumpukan sampah di TPA Cipayung.
"TPA Cipayung melebihi kapasitas dan sudah tidak layak untuk dijadikan tempat pembuangan sampah," tuturnya.
Ia menyebutkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok kini seharusnya membuat tempat pembuangan yang sekaligus mampu mengolah sampah alias tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Baca juga: F-PKB Sindir Idris Abai Atasi Masalah Sampah, Malah Bangun Alun-alun yang Tak Krusial
Dengan demikian, volume sampah di Depok dapat berkurang.
Babai lantas menyinggung soal Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang mampu mengelola TPST, yakni TPST Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat.
"Pemkot Depok sudah seharusnya berpikir penggunaan teknologi pengolahan sampah. Ini apa masalahnya tidak menggunakan teknologi pengolahan sampah," tuturnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.