JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan bahwa 70 persen kontributor buruknya kualitas udara Ibu Kota adalah sektor transportasi.
Peresentase tersebut mengacu pada masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi dalam berkegiatan sehari-hari.
“(Setidaknya) 70 persen pencetus kualitas udara buruk di Jakarta itu adalah dari transportasi, sehingga kalau ingin memperbaiki kualitas udara maka kurangilah mobilitas menggunakan mobil pribadi,” kata Kadis LH Asep Kuswanto di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023).
“Pastinya gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” lanjut dia.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Dinas LH: Mobilitas Masyarakat Sangat Berpengaruh
Asep menyebut tingkat mobilitas masyarakat berpengaruh pada tingkat kualitas udara Ibu Kota.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
“Dengan semakin menguatnya (kegiatan) ekonomi, maka mobilitas masyarakat menggunakan transportasi juga semakin tinggi. Hal itu sangat berpengaruh terhadap kualitas udara Jakarta,” tutur dia.
Selain itu, aktivitas pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Jakarta juga turut mempengaruhi kualitas udara.
“Pembangunan Jakarta biasanya tengah tahun hingga akhir sedang tinggi-tingginya, sehingga pembangunan konstruksi pun sangat berpengaruh terhadap kualitas udara,” lanjut Asep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.