Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ngadu" ke Jokowi, Warga Toba: Sudah Puluhan Tahun Jalan Tak "Disentuh" Pemerintah, Kami Menderita...

Kompas.com - 27/07/2023, 16:27 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kecamatan Habinsaran, Borbor, dan Nassau (Habornas), Kabupaten Toba, Sumatera Utara, melakukan unjuk rasa di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2023).

Ketua Forum Perjuangan Masyarakat (Fopermas) Habornas Parasman Pasaribu mengatakan, mereka berdemo agar Presiden Joko Widodo memperhatikan jalan di kawasan Habornas.

“Jalannya sudah puluhan tahun dibiarkan, tak pernah 'disentuh' pemerintah,” ujar Parasman saat diwawancarai di lokasi demo.

“Mohon kepada Pak Jokowi, perhatikan kami yang ada di tiga kecamatan. Kami sangat menderita,” imbuh dia.

Baca juga: Demo di Kawasan Monas, Warga Sumut Ngadu ke Jokowi soal Jalanan Rusak

Parasman berujar, anak-anak SMA harus turun tangan bergotong royong untuk membantu memperbaiki jalan. Sebab, jalan rusak itu rawan menyebabkan kecelakaan.

“Banyak anak sekolah yang jatuh, banyak anak sekolah yang kecelakaan,” tutur dia.

Ruas jalan yang rusak mencapai 60 kilometer. Sebelumnya, mereka telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Kendati demikian, perbaikan itu tak menyelesaikan masalah sebab jalan tidak diperbaiki seutuhnya.

“Ada perbaikan dari Provinsi, (tapi) jadinya enggak kerasa, karena kami dikasih (perbaikan jalan sepanjang) 4 km, tahun ini 12,9 km tapi panjang yang rusak 60 km,” kata dia.

“Kerusakan jalan ini sudah puluhan tahun. Ada yang hanya dibuka saja, belum diaspal. Jangankan diaspal, batu saja enggak ada satu pun,” imbuh Parasman.

Baca juga: Ojol Bantu Penumpang Kabur dari Ruko Penipuan Kerja di Bekasi, Beri Saran Minta Izin ke Toilet

Selain jalan diperbaiki, Parasman berharap jalan itu bisa ditingkatkan statusnya menjadi jalan provinsi.

Sebab, jalan itu memperpendek jarak dari Pantai Selatan dan dari Provinsi Riau ke pusat wisata utama, yaitu Danau Toba.

“Secara otomatis, separuh Habornas sudah tersentuh dengan pembangunan ini (apabila menjadi jalan provinsi),” tutur dia.

Aksi unjuk rasa ini berlangsung kondusif. Pantauan Kompas.com, pedemo mengenakan kemeja berwarna putih, dilengkapi kain ulos berwarna merah.

Sebagian dari mereka ada yang mengenakan ikat kepala khas Batak, yakni tali-tali dan sortali.

Mereka berjalan membentuk lingkaran diiringi lagu daerah khas Sumatera Utara. Para wanita menari tor-tor asal suku Batak yang identik dengan gerakan tangannya.

Beberapa di antara mereka membawa Bendera Merah Putih dan bendera putih bergambar lambang Kabupaten Toba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com