JAKARTA, KOMPAS.com - PJ, salah satu finalis Miss Universe Indonesia mengatakan, dugaan pelecehan dalam kontes kecantikan itu bermula saat peserta diminta mengikuti fitting pakaian.
Semua finalis diinstruksikan mencoba gaun untuk acara akbar kelak.
Namun, ketika gaun dikenakan, tiba-tiba oknum event organizer (EO) acara kecantikan itu mengadakan agenda lain, yakni body checking.
Baca juga: Disuruh Bugil di Depan Banyak Orang, Finalis Miss Universe Indonesia: Ada Cowoknya
"Saya jadi salah satu finalis awal yang diminta untuk body checking. Saya diperintahkan untuk melepas semua pakaian dan menyisakan underwear bagian bawah saja," ujar PJ di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (7/8/2023).
Ketika semua pakaian telah dilepas, PJ refleks menutupi area dadanya karena malu dilihat sejumlah orang.
Namun, ia justru dibentak habis-habisan karena melakukan hal itu. Ia dinilai tak bangga dengan tubuh yang dimiliki.
"Saat membuka underwear bagian atas, saya langsung menutup bagian dada, namun malah dimarahi dan dibentak. Saya disebut tidak bangga dengan tubuh sendiri," tutur dia.
Baca juga: Cerita Finalis Miss Universe Indonesia yang Dilecehkan, Disuruh Foto Bugil, Area Private Diraba-raba
Oknum EO itu kemudian membandingkan dengan kontes kecantikan internasional.
Oknum tersebut memberikan contoh bahwa pose telanjang dalam kontes kecantikan adalah hal lumrah.
"Saya disebut tidak bangga dengan tubuh saya sendiri. Mereka bilang, gimana kalau nanti saya dikirim ke kompetisi internasional yang pasti dilihat telanjang. Makanya saya disuruh percaya diri berpose," ungkap dia.
PJ yang amat tertekan akhirnya tak bisa berbuat apa-apa.
Ketika ingin memberikan perlawanan, ia mengaku serba salah waktu itu. Pasalnya, ia takut body checking itu menjadi salah satu penilaian.
"Saya di situ merasa agak tertekan, tapi saya enggak bisa berbuat apa-apa karena takutnya jadi salah satu penilaian," kata dia.
Sementara itu, kuasa hukum korban, Mellisa Anggraini, menyebut kejadian pelecehan itu terjadi pada 1 Agustus 2023.
Mellisa mengatakan, agenda body checking tidak ada dalam susunan acara. Provincial Director (PD) bahkan tidak mengetahui adanya agenda itu.
Peristiwa pelecehan ini juga telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya yang terdaftar dengan nomor LP/B/4598/VII/2023/SPKT POLDA METRO JAYA tertanggal 7 Agustus 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.