Kapolda Metro Jaya Imbau Buruh Suarakan Tuntutan dengan Cara Lebih Elegan

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengimbau buruh agar mengajukan tuntutan dengan cara yang lebih elegan, Kamis (10/8/2023).

Menurut dia, ada alternatif lain yang bisa ditempuh ketimbang melakukan demo dari pagi hingga tengah malam.

"Kami mengarahkan tentunya kepada teman-teman tenaga kerja yang terhimpun dengan berbagai serikat pekerja. Lebih baik tempuh dengan cara-cara yang elegan," ujar Karyoto saat diwawancara di dekat Monas, Gambir, Jakarta Pusat, usai demo bubar.

Baca juga: Enggan Paksa Bubarkan Massa Buruh yang Demo, Polisi: Kami Tak Mau Represif

"Anda tidak puas dengan perundang-undangan, masih ada judicial review. Silakan disalurkan lewat itu," lanjut dia.

Menurut Karyoto, massa buruh memiliki opsi untuk menyewa pengacara untuk mewakili tuntutan mereka saat berjuang di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Saya rasa di sana (MK) hakim-hakimnya adalah orang yang bijaksana," imbuh dia.

"Daripada demo pagi sampai malam yang mendengerakan hanya dari berita. Kalau kalian (wartawan) enggak beritakan, saya juga enggak tahu," celetuk Karyoto.

Kendati demikian, Karyoto menyatakan jajarannya tetap akan melayani dan melindungi para demonstran saat berunjuk rasa.

Baca juga: Massa Buruh Ingin Demo sampai Pagi, Kapolda Metro: Manfaatnya Apa?

Untuk diketahui, ribuan massa buruh dari berbagai elemen menyampaikan enam tuntutan kepada pemerintah.

Massa buruh meminta pemerintah mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja, menaikkan upah minimum buruh 15 persen pada 2024, serta merevisi presidential threshold dari 20 persen menjadi 0 persen.

Selanjutnya, pemerintah diminta merevisi parliamentary threshold menjadi empat persen dari total kursi DPR RI, mencabut UU Kesehatan, serta mewujudkan jaminan sosial JS3H, reforma agraria, kedaulatan pangan, dan RUU PPRT.

Bila tak didengarkan dan tuntutan ditanggapi, massa buruh mengancam akan mogok nasional.