Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisinya Kritis, Bayi yang Salah Diberi Susu Formula Kini Ditangani 6 Dokter

Kompas.com - 17/08/2023, 06:05 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak enam orang dokter diturunkan untuk menangani LAH, bayi berusia dua bulan yang diduga jadi korban kelalaian perawat yang salah memberi susu formula.

LAH yang mengalami penyumbatan usus dan kelainan hati itu kondisinya kritis setelah diberikan susu formula merek N. Padahal, susu tersebut tidak mendukung bagi kondisi LAH.

LAH seharusnya diberikan susu merek PS oleh perawat di RSAB Harapan Kita. Namun, karena diberikan susu formula merek N, kondisi bayi perempuan itu justru kian memburuk.

"Saat ini pasien dalam perawatan intensif di ruang pediatric intensive care unit," kata Humas RSAB Harapan Kita, yakni Nia kepada Kompas.com, Rabu (16/8/2023) malam.

Baca juga: Bayi Dua Bulan Diduga Jadi Korban Kelalaian RS Nasional akibat Salah Diberi Susu Formula

Nia menuturkan, beberapa dokter yang menangani LAH antara lain dokter spesialis bedah anak, dokter bedah syaraf, dokter anak subspesialis gastrohepatologi, dokter anak subspesialis nutrisi dan penyakit metabolik.

Ada pula dokter anak subspesialis neurologi serta dokter anak subspesialis infeksi.

Pihaknya juga tengah berkomunikasi dengan pihak orangtua LAH, untuk memberikan informasi dan perkembangan kesehatan bayi tersebut.

Tak hanya itu, lanjut Nia, RSAB Harapan Kita juga secara terbuka akan menyampaikan perkembangan terkait kesehatan bayi LAH kepada publik.

"Kami dari RS mengupayakan pelayanan kesehatan yang optimal," ucap Nia.

"Untuk perkembangan selanjutnya, akan kami sampaikan kembali dan mohon doanya untuk kelancaran perawatan dan kesembuhan pasien," kata dia melanjutkan.

Baca juga: Diduga Salah Diberi Susu Formula oleh Perawat RS Nasional, Tubuh Bayi Ini Jadi Kuning

Adapun kejadian dugaan kelalaian itu terjadi setelah LAH dirujuk dari RS Pelni ke RSAB Harapan Kita pada 12 Juli 2023.

LAH yang sudah dalam kondisi sakit itu, justru tidak mengalami perkembangan apa pun ketika dirawat di sana. LAH bahkan diberi susu formula merek N.

Ibu korban bernama Chintia mengatakan, awalnya sang putri memang mengonsumsi susu formula N. Namun, susu tersebut tak cocok untuk LAH. Bayi tersebut hanya bisa mengonsumsi susu formula merek PJ.

"Terjadi kesalahan susu nih, biasanya setiap pagi itu selalu diantar susu. Satu hari, delapan botol susu yang sudah ada susu bubuknya. Saya lihat, kok susunya beda ini, karena kan sebelumnya susunya (merek) N, jadi saya hafal susu N," ujar Chintia kepada wartawan, Selasa.

"Di situ dia (perawat) bilang, 'Enggak, ini susunya PJ'. Saya enggak tahu itu petugas namanya siapa, dia bilang tetap ini (susu yang diberikan) adalah susu PJ," imbuh dia.

Baca juga: Kemenkes: Semua Bayi di Indonesia Akan Mendapatkan Imunisasi Tetes Rotavirus

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com