Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Butuh Waktu Lama, Pelaku “Tinder Swindler Indonesia” Yakinkan Korban untuk Pindah Komunikasi via WhatsApp

Kompas.com - 23/08/2023, 06:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku penipuan “Tinder Swindler” versi Indonesia tak butuh waktu lama untuk meyakinkan korban berkomunikasi di luar aplikasi kencan.

Di luar aplikasi kencan, pelaku semakin intens menjalin komunikasi dengan korban. Hal ini diungkapkan oleh korban berisial AN.

AN bercerita, ia pertama kali kenal dengan pria yang mengaku bernama Kenneth itu melalui aplikasi kencan Coffee Meets Bagel (CMB) pada akhir April.

Baca juga: Saat Para Korban Tinder Swindler Indonesia Berjejaring demi Hentikan Kejahatan Serupa...

Merasa cocok, AN menerima tawaran Kenneth untuk pindah komunikasi melalui aplikasi pesan Whatsapp. Di sana komunikasi berjalan sangat mulus.

"Langsung sih (pindah komunikasi ke Whatsapp), paling sehari atau dua hari. Karena begitu match, dia langsung minta WA," ucap AN kepada Kompas.com, pertengahan Juli lalu.

Komunikasi terus dibangun, dimulai dari percakapan biasa yang berlangsung intensif setiap hari.

"Dia nge-chat di jam yang sama, yakni jam 09.00 WIB-an sampai dia tidur sekitar jam 22.00 WIB-an. Dan selalu sama kayak begini setiap hari," tutur AN lagi.

Baca juga: Kisah Pengusaha Perhiasan Nyaris Terjerat “Tinder Swindler Indonesia” saat Cari Pasangan Hidup...

Dari komunikasi itu, pelaku membangun narasi bahwa seolah ia adalah seorang yang pernah terpuruk, lalu mampu bangkit. Ia dinilai cukup menjanjikan apabila dijadikan pasangan hidup.

Tak lupa, pelaku memberikan bumbu kisah perjuangannya sebagai pelengkap. Dari situlah pelaku mulai membangun kepercayaan agar mudah menipu korban.

Selama komunikasi berjalan, pelaku terus berupaya menawarkan bisnis jual beli daring fiktif untuk mendapatkan untung dari para korbannya.

Sebelum menawarkan bisnis ini, pelaku terlebih dahulu mendapatkan kepercayaan korban melalui komunikasi intens berisi perkenalan latar belakang hingga banjir ungkapan cinta.

Baca juga: Para Korban Tinder Swindler Indonesia Temukan Sendiri Indikasi kalau Pelaku Berjejaring

Pola yang sama juga dialami korban bernisial IS. Ia mengaku tak butuh waktu lama untuk percaya kekasih online-nya itu untuk berkomunikasi di luar aplikasi kencan.

"(Komunikasi) di aplikasinya cepat ya, cuma 'say hi' doang, sehabis itu kami switch ke WA (Whatsapp)," ungkap IS.

"Mungkin satu atau dua hari kami switch platform. Pokoknya enggak lebih dari satu minggu," ungkap dia lagi.

IS yakin untuk bertukar nomor Whatsapp lantaran ia tak terbiasa bermain aplikasi kencan daring. Ia berpikir akan lebih saling mengenal apabila komunikasi di luar aplikasi.

Baca juga: Baru 2 Korban Laporkan Kasus Tinder Swindler Versi Indonesia, Polisi: Kemungkinan Bisa Lebih

"Kalau di aplikasi mungkin aku enggak akan bisa mengecek chat-nya dengan cepat," ucap IS.

Dari komunikasi itu, IS juga ditawari untuk terjun ke bisnis jual beli daring melalui platform bernama Cashopee, aplikasi palsu yang dibuat semirip mungkin dengan Shopee.

Pelaku menyebut, itu adalah e-commerce besar di China. Meski berstatus merchant, korban diminta membeli barang di dalam website itu tanpa bisa mengambil keuntungannya.

Setidaknya, sudah ada 27 orang yang terjaring sebagai korban dan terkumpul di dalam sebuah grup. Bila ditotal, kerugian para korban bisa mencapai lebih dari Rp 3 miliar.

Baca juga: Baru 2 Korban Laporkan Kasus Tinder Swindler Versi Indonesia, Polisi: Kemungkinan Bisa Lebih

Mereka juga sudah melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya, Rabu (19/7/2023). Laporan polisi teregister dengan nomor LP/B/4163/VII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.

Namun, bagi TY, peristiwa yang dialaminya ini jauh lebih penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia, terutama para wanita yang hendak membangun hubungan melalui dating apps agar tidak ada korban lagi di kemudian hari.

 

Catatan redaksi: Apabila Anda merupakan korban penipuan seperti artikel di atas dan ingin berbagi kisah, silakan hubungi tim Megapolitan di sejumlah akun media sosial Kompas.com, yakni Twitter, Instagram, TikTok, atau Telegram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com