JAKARTA, KOMPAS.com – ME nyaris saja terjerat penipuan dengan modus pendekatan melalui aplikasi kencan, mirip dengan film “Tinder Swindler”.
Beruntung, wanita yang berprofesi sebagai pengusaha perhiasan itu diselamatkan oleh korban lain sehingga terhindar dari kerugian materi.
ME mengungkapkan, awalnya ia bertemu pelaku di dating apps bernama Bumble. Ia berselancar di Bumble hanya sekadar mengisi waktu luang sekaligus mencari pasangan hidup.
“Saya sudah menjanda sejak 2016. Makanya mau cari pasangan hidup,” ujar ME saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (15/7/2023).
Baca juga: Polda Metro Terima 2 Laporan Terkait Kasus Penipuan Tinder Swindler Indonesia
“Sebenarnya enggak benar-benar ngotot mau cari pasangan yang kayak bagaimana, gitu. Kalau ketemu syukur, kalau enggak ketemu ya sudah,” lanjut dia.
Pada awal Maret 2023, ia match dengan pelaku yang mengaku bernama Alvin.
Hanya butuh satu hari, komunikasi keduanya berlanjut dari Bumble ke WhatsApp.
Di WhatsApp, komunikasi keduanya berjalan begitu manis.
Alvin memperkenalkan diri sebagai seorang executive chef di salah satu hotel ternama yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia.
Alvin juga mencitrakan diri sebagai seorang duda yang mencintai keluarganya dan telah menjalani perjuangan hidup dari susah menjadi sukses secara finansial.
“Dia sempat janji sama aku mau ketemu di Jakarta. Tapi ternyata enggak jadi karena dia ada perjalanan ke Dubai,” ujar ME.
Baca juga: Saat Para Korban Tinder Swindler Indonesia Berjejaring demi Hentikan Kejahatan Serupa...
“Dia kirim foto-fotonya. Entah benar atau enggak, tapi saat itu saya percaya saja karena dia janji lagi setelah dari Dubai, akan ke Kuala Lumpur, baru ke Jakarta ketemu sama aku,” lanjut dia.
Setelah kedekatan emosial dan kepercayaan terbangun, Alvin lalu menawarkan ME menjadi dropshipper di sebuah website jual beli daring mirip Shopee.
"Dia bilang, 'aku mau bantu kamu secara finansial. Kamu nanti buka saja ini (website) aku, karena di sini keuntungannya gede'," ucap ME.
Karena memiliki pengalaman berjualan daring, ME malas mengikuti keinginan pelaku.
ME sebenarnya sempat ingin mencoba masuk ke bisnis yang ditawarkan Alvin.
Sebab, Alvin tidak pernah memaksanya. Tebersit pemikiran bahwa bisnis ini adalah benar.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.