JAKARTA, KOMPAS.com - KTT ASEAN bakal digelar di Jakarta pada 5-7 September 2023.
Para delegasi dari negara-negara peserta KTT ASEAN nantinya bakal melintasi wilayah Jakarta Timur, salah satunya Kelurahan Dukuh, Kramatjati.
Mereka disebut bakal melewati Jalan Raya Haji Bokir bin Djiun usai mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Untuk menyambut kedatangan para delegasi, PPSU Kelurahan Dukuh ikut turun tangan mempercantik jalanan itu.
Baca juga: Jelang KTT ASEAN, Bendera Merah Putih Bakal Dilukis di Tembok Jalan Haji Bokir Jaktim
Plt Lurah Dukuh Daily Jumiarti menuturkan, saat mendapat informasi itu, pihak kelurahan langsung mengarahkan petugas PPSU untuk membuat mural.
Pihak kelurahan hanya memberi gambaran besar bahwa mural bertema KTT ASEAN. Selebihnya, konsep dibuat berdasarkan kreativitas pasukan oranye.
"Untuk itu, bagaimana (caranya) mempercantik lokasi pelintasan ini supaya tamu negara melihat bahwa Indonesia warganya kreatif," ujar Daily di lokasi, Selasa (22/8/2023).
Mereka juga menghadirkan ikon setiap negara yang benderanya dilukis pada tembok itu.
Anggota PPSU Kelurahan Dukuh bernama Maliki menjelaskan, ikon masing-masing negara ditambahkan agar mural terlihat lebih menarik.
"Cari ide untuk gambar di tembok dari Google, cari ikon-ikonnya yang terkenal di negara masing-masing apa saja," ujar Maliki.
"Ikon saya cari sendiri, juga sekaligus mendapat masukan dari anggota tim lainnya," imbuh dia.
Baca juga: Sulitnya Melukis Bendera Negara Peserta KTT ASEAN, Harus Detail dan Mencampur Cat
Maliki melanjutkan, para petugas PPSU Kelurahan Dukuh tidak ada yang benar-benar jago menggambar.
Meski demikian, mereka tetap berusaha agar tembok sepanjang sekitar 100 meter di tepi Jalan Raya Haji Bokir bin Djiun itu tampak menarik untuk menyambut event KTT ASEAN.
"Jago gambar sih enggak, masih ada yang lebih bagus, tapi ini sudah sebisa dan semampu kami," terang dia.
Dalam melukis bendera dan ikon dari masing-masing negara para delegasi KTT ASEAN, petugas PPSU berbagi tugas.
Mereka dibebaskan untuk mengatur pekerjaan masing-masing anggota dalam melukis tembok itu.
Mereka juga diberi keleluasaan untuk menentukan apakah lukisan hanya menampilkan bendera saja, atau ikon dari masing-masing negara turut dihadirkan.
"Sketsa dari kami yang buat. Kami juga yang menentukan letak ikon dan bendera. Ada pembagian tugasnya," ujar Maliki.
"Ada yang bikin sketsa, ngewarnain, dan mencampur warna cat. Misal ada warna yang enggak punya, kami campur. Yang lainnya bantu aplikasikan warnanya," imbuh dia.
Baca juga: Sulitnya Melukis Bendera Negara Peserta KTT ASEAN, Harus Detail dan Mencampur Cat
Maliki dan anggota PPSU bernama Iwan bertugas untuk membuat sketsa.
Sementara itu, anggota PPSU lainnya membantu mencampur warna dan mengaplikasikan warna ke sketsa yang telah dibuat.
"Warna yang cukup susah dicari sampai mixing berkali-kali enggak ada sih, warna yang dicari langsung ketemu dalam sekali mixing," papar Maliki.
"Sketsa (ikon) negara Kamboja yang paling susah dibikin, sama bendera Brunei Darussalam," kata dia.
Ikon Kamboja yang dilukis adalah candi Angkor Wat. Menurut Maliki, sketsa harus persis dengan gambar yang telah dicetak.
Selain untuk memudahkan anggota PPSU mewarnai sketsa berdasarkan cetakan yang telah dipelajari, juga membuat delegasi dari negara itu bangga melihat hasil kreativitas masyarakat Indonesia.
Baca juga: Kekompakan Petugas PPSU Lukis Bendera Negara Peserta KTT ASEAN di Tembok...
Sementara itu, bendera Brunei Darussalam disebut cukup sulit diwarnai karena di tengah bendera terdapat sebuah lambang bertuliskan sesuatu.
Lambang pada bendera negara itu juga cukup sulit dibuat sketsanya.
"Harus di-zoom (gambar pada layar ponsel sebelum dicetak) supaya kelihatan, supaya kami jangan sampai salah juga bikinnya," tutur Maliki.
Selain itu, para petugas PPSU juga harus mencampur berbagai warna cat agar sesuai dengan warga bendera negara-negara peserta KTT ASEAN.
Tak hanya bendera negara tetangga, Bendera Merah Putih juga bakal dilukis di tembok itu, tepatnya di antara gambar bendera Filipina dan Kamboja.
Namun, Maliki masih memikirkan konsepnya. Ia menambahkan, bendera Indonesia bakal dilukis terakhir.
"Belum digambar, masih dipikirkan. (Tembok) dikosongin dulu, belakangan dilukisnya supaya lebih totalitas dan warnanya lebih menyala," jelas dia.
Saat ini, Maliki sudah memiliki dua versi gambar bendera Indonesia yang bakal menghiasi tembok itu.
Versi pertama adalah gambar bendera Indonesia dengan ikon Candi Borobudur, sedangkan versi kedua dengan ikon burung Garuda.
Maliki masih bimbang memilih ikon yang tepat untuk melengkapi Bendera Merah Putih, meski ia lebih senang dengan ikon burung Garuda.
"Sekarang lagi fokus ke pekerjaan yang lagi dikerjakan dulu, masih banyak yang lagi digambar. Tapi saat ini lebih senang konsep bendera dengan ikon Garuda karena itu simbol negara," tutur dia.
Baca juga: Lukis Bendera dan Ikon Negara Delegasi KTT ASEAN di Tembok, Petugas PPSU Riset Lewat Google
Sementara itu, Daily menuturkan, secara pribadi, ia lebih senang dengan Candi Borobudur. Sebab, mural ditargetkan untuk dilihat orang asing alias para delegasi KTT ASEAN.
"Orang asing ngelihat Indonesia, kalau enggak Bali ya Borobudur. Mudah-mudahan bisa tertuang ikon Borobudur dan Garuda di bendera Indonesia," tutur Daily.
Pantauan di lokasi, ada beberapa tembok yang sudah digambar. Ada tembok yang menampilkan bendera Timor Leste, Thailand, dan Singapura.
Kemudian, bendera Myanmar, Malaysia, Laos, Filipina, dan Brunei Darussalam.
Deretan gambar bendera itu tampak berbeda daripada gambar bendera pada umumnya. Sebab, bendera-bendera itu tidak digambar dalam bentuk kotak.
Baca juga: Jalanan di Jakarta Timur Dipercantik Jelang KTT ASEAN, Salah Satunya Dihias Mural
Masing-masing bendera digambar seperti sedang berkibar. Ada pula yang dilengkapi dengan ikon masing-masing negara.
Gambar bendera Singapura, misalnya, dilengkapi dengan gambar Merlion yang merupakan ikon negara itu.
Kemudian, gambar bendera Myanmar dengan ikonnya, yaitu pagoda Schwedagon, dan negara Thailand dengan Grand Palace.
Para petugas PPSU sudah menggambar bendera-bendera itu sejak Sabtu (19/8/2023) dan diprediksi bakal selesai pada Jumat (25/8/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.