Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Motor Lawan Arah di Cikini, Disebut Ogah Memutar Jauh dan Hindari Macet

Kompas.com - 25/08/2023, 09:27 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengendara motor melawan arus lalu lintas di Jalan Pegangsaan Timur dekat Stasiun Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

Pantauan Kompas.com, Jumat (25/8/2023), sejumlah pengendara motor yang lawan arah melaju di Jalan Pegangsaan Timur ke arah Jalan Cikini Raya.

Mereka kemudian belok kanan ke Jalan Cilosari atau Jalan Raden Saleh.

Padahal, Jalan Pegangsaan Timur seharusnya hanya boleh dilalui kendaraan dari arah sebaliknya, yakni dari Jalan Cikini Raya menuju Jalan Pangeran Diponegoro.

Baca juga: Anggota Peradi Tewas Ditabrak Mobil Lawan Arah di Bekasi, Sopir Diduga Mabuk

Berdasarkan pengamatan Kompas.com selama 30 menit, ada sekitar 20 pengendara motor melawan arah.

Ada pengendara yang berbaju biasa. Ada pula yang beratribut ojek online.

Mereka melaju perlahan, menghindari bajaj yang parkir di sisi jalan. Saat jalanan lengang, mereka yang melawan arah bahkan melaju di tengah-tengah jalan raya.

Seorang pengemudi ojek online bernama Loren (23) mengatakan, para pengendara motor melawan arah agar tidak memakan waktu lama untuk sampai tujuan.

Sebab, jika mengikuti arus lalu lintas seharusnya, mereka harus memutar jauh ke arah Salemba untuk menuju lokasi tujuan.

"Efisiensi waktu aja sih, rata-rata ke arah KFC (Jalan Cilosari), arah pom bensin," ujar Loren kepada Kompas.com di lokasi.

Baca juga: Imbas Pemotor Lawan Arah Sebabkan Kecelakaan, Dishub DKI akan Pasang CCTV di Jalan Lenteng Agung

Hal serupa disampaikan pengemudi ojol lainnya bernama Boy (55).

"Kalau ke sana dulu (sesuai arus), macet. Harus mutar dulu lewat Salemba. Lebih dekat kalau lawan arah, ada tikungan ke Raden Saleh," ujar Boy.

Kendati demikian, Loren dan Boy mengaku tidak mau melawan arus saat berkendara. Keduanya mengaku memilih tertib berlalu lintas.

"Saya enggak berani (lawan arah), mending ikuti prosedur lalu lintas," tutur Boy.

"Kan kita enggak tahu hari sialnya kapan. Di saat pembuatan SIM kan pasti diajarkan tata tertib di jalan. Tahu dong harusnya peraturannya," timpal Loren.

Loren turut mengajak pengendara lain untuk tidak melawan arah.

"Mau bilang aja, umur enggak ada yang tahu. Enggak usah lawan arah, buat apa," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com