Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Tempat Duduk di Peron Stasiun LRT TMII, Penumpang: Perlu Ditambah karena Ramai Peminat

Kompas.com - 04/09/2023, 06:56 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Tak banyak tempat duduk yang tersedia di Peron 1 dan Peron 2 Stasiun LRT TMII, Jakarta Timur.

Pengamatan di lokasi, Minggu (3/9/2023), di Peron 2 hanya tersedia sekitar lima tempat duduk.

Masing-masing tempat duduk hanya bisa digunakan oleh sekitar lima sampai delapan orang dalam satu waktu.

Seorang penumpang bernama Dwi (41) menyayangkan hal tersebut, mengingat saat ini peminat LRT cukup banyak.

Baca juga: Yuni Salah Kira, Ternyata LRT Ramai di Hari Minggu...

"Tergolong kurang jumlah segitu, memang harus ada penambahan fasilitas tempat duduk," tutur dia dalam rangkaian gerbong kereta LRT dari Stasiun LRT TMII menuju Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Minggu.

Sebab, saat berada di stasiun itu, ia sempat melihat beberapa orang duduk lesehan di lantai peron.

Hal tersebut seakan menjadi wajar terjadi di titik yang kurang tempat duduk. Namun, bukan berarti ini perlu dibiarkan.

Menurut Dwi, penambahan tempat duduk dapat membuat masyarakat menjadi lebih nyaman untuk naik transportasi umum terbaru itu.

Baca juga: Naik LRT di Akhir Pekan, Penumpang Tetap Nyaman meski Berdesakan

"Supaya kalau ada waktu tunggu kereta yang lama, penumpang bisa duduk nyaman. Supaya enggak ada orang yang duduk ngemper di peron juga," jelas Dwi.

Yuni (39) juga mengutarakan hal yang serupa. Menurut dia, kurangnya tempat duduk dapat memengaruhi minat masyarakat beralih ke LRT.

Padahal, LRT dapat membantu mengurangi kemacetan karena orang-orang akan menggunakannya daripada kendaraan umum.

"Kalau tempat duduknya minim, kayaknya memang perlu ditambah. Banyak peminat LRT setahu saya," terang dia.

Baca juga: Ini Hal-hal yang Tak Boleh Dilakukan di Dalam LRT Jabodebek

Selain mencegah orang-orang duduk lesehan di lantai peron dan mengganggu penumpang lain berlalu-lalang, juga untuk memberi kenyamanan tambahan.

Selain fasilitas tempat duduk yang perlu diperbaiki, Yuni juga berharap agar rem kereta diperhalus.

Sebab, ada "hentakan" yang membuatnya cukup terganggu. Terlebih ia terpaksa berdiri karena tidak dapat bangku sejak naik dari Cibubur.

"Remnya pakem banget, mungkin karena masih baru. Bagus masih pakem, tapi mungkin untuk ke depannya bisa diperbaiki agar lebih halus," pungkas Yuni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com