Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Jadikan LRT Transportasi Sehari-hari, Penumpang: Lebih Hemat dan Cepat

Kompas.com - 06/09/2023, 05:11 WIB
Xena Olivia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah penumpang lintas raya terpadu (LRT) mempertimbangkan menetapkan LRT sebagai opsi moda transportasi sehari-hari.

Salah satunya pegawai swasta bernama Jordi (32). Menurut dia, menggunakan LRT adalah salah satu cara mengapresiasi upaya pemerintah.

“Untuk saat ini, ya (akan pakai LRT). Pastinya menggunakan efisiensi transportasi umum yang sudah di-support pemerintah. Jadi, wajib kita apresiasi dengan kita sebagai masyarakat untuk menggunakan transportasi umum,” kata Jordi saat diwawancarai di Stasiun LRT Dukuh Atas, Selasa (5/9/2023).

Baca juga: Tertawakan Kemacetan Jakarta dari Dalam LRT Jabodebek, Penumpang: Dadah, Gue Duluan!

“Pakai LRT pengeluaran lebih hemat, durasi lebih singkat, lebih hemat energi juga,” lanjut dia.

Sementara itu, pegawai swasta lain bernama Hashfi (30) mengatakan, LRT menjadi opsi transportasinya untuk bekerja karena mempercepat waktu dan harganya terjangkau.

“Hemat bujetnya untuk pulang pergi, ketimbang naik ojek online (ojol) Rp 18.000, naik LRT dilanjut Transjakarta sekitar Rp 8.500-an aja,” tutur Hashfi.

“Kalau setelah harga promonya selesai masih terjangkau, masih di bawah 40 persen, saya akan pertimbangkan untuk pakai terus,” sambung dia.

Hal serupa disampaikan Aldi (27).

Baca juga: Menjajal JPM Dukuh Atas, Hemat Waktu dan Tenaga dari Stasiun MRT ke LRT Dukuh Atas

Pekerja lepas itu mengatakan, adanya LRT meringankan biayanya untuk biaya dari rumahnya di kawasan Taman Mini Indah Indonesai (TMII) Jakarta Timur, ke kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

“Kalau lagi mager banget kadang naik ojol. Itu mahal banget bisa sekitar Rp 40.000-50.000-an sekali jalan. Ada ini kan jadi murah banget, Rp 5.000-an doang. Harga normal juga terhitung murah,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Megapolitan
Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com