JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah penumpang tak berkeberatan dengan tarif normal setelah tarif promo moda transportasi baru lintas raya terpadu (LRT) berakhir.
Salah satunya pekerja lepas bernama Nia (23). Menurut dia, fasilitas yang disuguhkan dalam LRT setimpal dengan harga yang diajukan.
“Aku enggak keberatan, selama memang cepat. Contoh lain, MRT juga kan dari ujung ke ujung sekitar Rp 20.000. Enggak apa kalau LRT segitu, soalnya nyaman,” kata Nia saat diwawancarai Kompas.com di Stasiun LRT Dukuh Atas, Selasa (5/9/2023).
Baca juga: Tertawakan Kemacetan Jakarta dari Dalam LRT Jabodebek, Penumpang: Dadah, Gue Duluan!
“Kalau sudah harganya segitu (tarif normal), segmen pasarnya (juga) bakal kesortir dengan sendirinya,” lanjut dia.
Pekerja swasta, Hashfi (30), juga tak keberatan dengan tarif normal ini.
Sebab, uang yang harus dikeluarkannya untuk memotong waktu tempuh perjalanan dari kantor ke rumah masih masuk ke dalam bujet.
“Kalau naik ojek online, harganya Rp 18.000 memang bisa sampai rumah. Tapi kalau mau hemat, naik transportasi umum. Dari kantor bisa jalan kaki ke Stasiun Pancoran, lalu ke Kuningan, lalu lanjut naik busway ke Pejaten. Sekitar Rp 10.000 kalau tarif normal, nanti,” kata Hashfi.
Hashfi mengatur bujet untuk transportasi sekitar Rp 35.000 sampai Rp 40.000 dalam sehari.
Baca juga: Menjajal JPM Dukuh Atas, Hemat Waktu dan Tenaga dari Stasiun MRT ke LRT Dukuh Atas
“Nah, saya targetkan kalau di bawah Rp 30.000, kayaknya (masih) bisa (masuk bujet). Karena dari Pancoran ke Kuningan kan dekat banget, cuma dua menit juga saya hitung,” lanjut dia.
Hal serupa diungkapkan oleh Jordi (32). Pegawai swasta itu tak masalah dengan harga normal LRT nantinya.
Ia terbantu dengan efisiensi waktu yang ditawarkan dengan menggunakan LRT dari kediamannya di daerah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
“Pengeluaran lebih hemat, durasi lebih singkat, lebih hemat energi juga,” tutur Jordi.
Sebagai informasi, hingga akhir September, masyarakat bisa menggunakan LRT Jabodebek dengan tarif flat Rp 5.000 untuk semua rute.
Setelah itu, penumpang bisa merasakan promo lainnya, yakni Rp 20.000 untuk jarak terjauh sampai akhir Februari 2024.
Tarif normal baru akan diberlakukan setelah itu. Tarifnya yakni Rp 5.000 untuk kilometer pertama dan bertambah Rp 700 per kilometer berikutnya.
Baca juga: Wamen BUMN dan Dirut Jasa Raharja Kompak Sebut LRT Moda Transportasi Praktis dan Nyaman
Berikut rincian lengkap tarif LRT Jabodebek setelah masa promo berakhir:
Pembayaran tiket LRT Jabodebek menggunakan sistem cashless, baik dengan kartu uang elektronik perbankan (BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, BCA, dan Bank DKI Jakarta), KMT KAI Commuter, scan QRIS LinkAja, dan KAI PAY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.