Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Loak Jembatan Item Jatinegara Pastikan Tidak Jual-Beli Barang "Panas"

Kompas.com - 11/09/2023, 16:18 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang barang-barang bekas di Pasar Loak Jembatan Item, Jatinegara, Jakarta Timur, tidak menerima barang yang asal-usulnya tidak jelas atau kerap disebut sebagai barang "panas".

Pedagang bernama Takes (43) mengatakan, barang "panas" yang dimaksud antara lain barang-barang hasil kejahatan.

Ia mencontohkan, salah satu barang yang tidak diterima adalah ponsel yang kondisinya masih bagus tetapi dijual murah oleh pengunjung yang datang.

Sebab, ponsel itu terindikasi barang curian.

"Kayak misalnya ada orang datang, nawarin handphone ke kami, itu mulus (terawat) tapi dijual murah banget, itu tidak kami terima," ucap Takes kepada Kompas.com di Pasar Loak Jembatan Item, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Menyusuri Pasar Loak Jembatan Item Jatinegara, Tempat Berburu Barang Bekas dengan Harga Terjangkau

"Atau misalnya ada orang tiba-tiba datang, tawarin handphone, masih mulus juga, tapi enggak ada kardus atau terkunci, enggak bisa dia buka, itu juga kami enggak mau," imbuh dia.

Menurut Takes, akan sangat berisiko jika pedagang di pasar loak tersebut membeli barang dengan kondisi mencurigakan.

Ia juga mengatakan, pedagang-pedagang di Pasar Loak Jembatan Item bisa membedakan barang-barang hasil kejahatan atau memang dijual untuk kebutuhan.

Baca juga: Cara Pedagang Pasar Loak Jembatan Item Jatinegara Dapat Barang: Tunggu Orang BU, Tawar Serendah-rendahnya

Pedagang asal Cawang itu mengaku lebih baik menerima barang-barang dengan kondisi kurang baik dibandingkan barang bagus tetapi hasil kejahatan.

"Ada orang yang jual, ya diangkat (dibeli). Ada yang datang nawarin barang misalnya, saya beli. Orang datang, pada butuh (uang), jual barang, ya ditawar," jelas Takes.

"Nerima semuanya, yang penting bukan barang-barang 'panas', barang yang enggak jelas asal-usulnya," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com