Pedagang bernama Takes (43) mengatakan, barang "panas" yang dimaksud antara lain barang-barang hasil kejahatan.
Ia mencontohkan, salah satu barang yang tidak diterima adalah ponsel yang kondisinya masih bagus tetapi dijual murah oleh pengunjung yang datang.
Sebab, ponsel itu terindikasi barang curian.
"Kayak misalnya ada orang datang, nawarin handphone ke kami, itu mulus (terawat) tapi dijual murah banget, itu tidak kami terima," ucap Takes kepada Kompas.com di Pasar Loak Jembatan Item, Senin (11/9/2023).
"Atau misalnya ada orang tiba-tiba datang, tawarin handphone, masih mulus juga, tapi enggak ada kardus atau terkunci, enggak bisa dia buka, itu juga kami enggak mau," imbuh dia.
Menurut Takes, akan sangat berisiko jika pedagang di pasar loak tersebut membeli barang dengan kondisi mencurigakan.
Ia juga mengatakan, pedagang-pedagang di Pasar Loak Jembatan Item bisa membedakan barang-barang hasil kejahatan atau memang dijual untuk kebutuhan.
Pedagang asal Cawang itu mengaku lebih baik menerima barang-barang dengan kondisi kurang baik dibandingkan barang bagus tetapi hasil kejahatan.
"Ada orang yang jual, ya diangkat (dibeli). Ada yang datang nawarin barang misalnya, saya beli. Orang datang, pada butuh (uang), jual barang, ya ditawar," jelas Takes.
"Nerima semuanya, yang penting bukan barang-barang 'panas', barang yang enggak jelas asal-usulnya," imbuh dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/11/16181141/pedagang-pasar-loak-jembatan-item-jatinegara-pastikan-tidak-jual-beli