Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkit Berulang Kali dari Hantaman Bala, Akankah Tanah Abang Bertahan di Tengah Gempuran Teknologi?

Kompas.com - 14/09/2023, 17:29 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor


JAKARTA, KOMPAS.com - Tanah Abang di Jakarta Pusat dikenal sebagai salah satu pusat grosir terbesar di Asia Tenggara.

Sebelum tumbuh menjadi raksasa bisnis di jantung Ibu Kota, pasar ini telah melewati beragam dinamika. Berikut sejarah pembentukan Pasar Tanah Abang dan jatuh-bangunnya:

Dinamika Pasar Tanah Abang

Dilansir dari Historia.id, Pasar Tanah Abang bermula dari permintaan pejabat VOC (Kongsi Dagang Hindia Timur) bernama Justinus Vinck untuk mendirikan pasar di lahan miliknya pada 1733.

Vinck menilai perlu ada pasar yang didirikan di daerah yang mulai dipadati penduduk di sekitar kebun kacang, kebun jahe, kebun pala, kebun sirih, dan kebun melati di sana.

Baca juga: Kegetiran Pedagang di Pasar Tanah Abang: Sepi Pembeli dan Sulit Bersaing dengan Pedagang Online

Dia kemudian memperoleh izin untuk membangun pasar oleh Gubernur Jenderal Abraham Patras pada 1735.

Ada dua jenis pasar nantinya, yakni Pasar Weltevreden untuk menjual sayur-mayur pada hari Senin dan pasar tekstil di hari Sabtu. Pasar tekstil ini dibangun di Bukit Tanah Abang.

Tak lama usai didirikan, pasar tekstil Tanah Abang diserang Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron von Imhoff pada 9 Oktober 1740.

Serangan itu merupakan jawaban atas perilaku agresif orang-orang Tionghoa di Tanah Abang terhadap pos jaga VOC sehari sebelumnya.

Pasukan VOC menggunakan meriam untuk menghadapi orang-orang Tionghoa di Tanah Abang. Tembakan meriam merusak sejumlah bangunan pasar.

Meski begitu, pasar itu kembali menggeliat dan makin semarak memasuki tahun 1800-an. Hari buka pasar bertambah menjadi Rabu dan Sabtu.

Baca juga: Senja Kala Pasar Tanah Abang, Dihadapkan Pilihan Bertahan atau Gulung Tikar...

Bangunan pasar kian lama kian rapuh. Perbaikan fisik berlangsung secara kecil-kecilan pada 1913 dan kemudian dilanjutkan dengan perombakan secara besar-besaran pada 1926.

Bangunan lama berganti bangunan baru yang permanen dan lebih nyaman untuk menampung aktivitas jual beli. Akan tetapi, pasar ini dipenuhi gelandangan saat Jepang datang di tahun 1940-an.

Pasar Tanah Abang mulai tumbuh menjadi fasilitas serba lengkap seperti yang kita lihat saat ini sejak pengelolaannya diambil alih Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya. Pasar Tanah Abang dibangun bertingkat pada 1973.

Memasuki 1990-an, perputaran uang di pasar ini mencapai Rp 10 miliar per hari. Para preman berebut kendali atas Pasar Tanah Abang dan terjadi bentrokan hingga memuncak pada 1996.

Korban jiwa berjatuhan sehingga pedagang dan pembeli menghindari kawasan berbahaya ini. Kerusuhan 1998 pun sempat membuat nadi Pasar Tanah Abang berhenti, tetapi kemudian berdetak kembali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Megapolitan
Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com