Namun, jumlah tersebut masih bisa bertambah.
Sebab, saat melancarkan aksinya pada masa-masa awal, tak banyak orangtua atau korban yang komplain.
"Sepertinya ada lagi, tapi tersangka tidak bisa menjelaskan dan mengatakan lupa. Karena dari awal, dia (N) melakukan hal itu belum ada yang komplain melapor atau berkecepatan, sehingga dia terus melakukan hal itu ke banyak orang," tutur Hadi.
Baca juga: Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Bakal Jalani Tes Kejiwaan
Saat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya, Hadi menyebut pelaku tak memiliki motif khusus.
Ia melakukan hal itu dengan dalih bercanda.
"Penyampaian dia (N), aksi itu hanya bercanda, hanya untuk kepuasannya. Ia juga mengaku melakukan hal itu tak terlalu lama, hanya sekali atau dua kali remasan pada alat kelamin korban," ungkap Hadi.
N mengungkapkan dirinya tak pernah memaksakan diri selama melakukan aksi bejatnya.
Ketika korban hendak menangis, ia akan berhenti meremas alat kelamin korban dan berusaha menenangkan yang bersangkutan.
"Terkadang ada yang mau nangis atau mau melawan, lalu dia usap-usap punggungnya atau dadanya. Setelah itu, pelaku perlahan-lahan pergi," ucap Hadi.
Baca juga: Kasus Lansia Remas Kelamin Bocah di Depok, Polisi Belum Pastikan Penyebab Kematian Korban
Dari belasan korban, Hadi menyebut ada seorang bocah yang dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah alat kelaminnya diremas oleh N.
Bocah berinisial MDF (12) itu tewas usai alat kelaminnya diremas pelaku di wilayah Kampung Sindangkarsa, Tapos, Depok, Rabu (27/9/2023).
Kejadian pelecehan itu terjadi saat korban beserta tiga teman sebayanya berinisial D, A, dan R berboncengan motor.
Ketika berpapasan dengan pelaku, N tiba-tiba memberhentikan laju kendaraan mereka dan melancarkan aksi tak senonohnya.
"Yang bersangkutan (N), melakukan pemerasan (kelamin) kepada korban (MDF) yang disaksikan langsung oleh rekan-rekannya," ujar Hadi.
Usai alat kelaminnya diremas, korban mengaku sempat mengeluhkan rasa sakit yang luar biasa kepada teman-temannya.