Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak di Depok yang Alat Kelaminnya Diremas Lansia Harus Ditangani Serius, Cegah Potensi Jadi Pelaku di Masa Depan

Kompas.com - 02/10/2023, 12:02 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pejabat Sementara (Pjs.) Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Lia Latifah mengatakan, anak-anak yang menjadi korban lansia berinisial N (70) di Depok berpotensi menjadi pelaku di masa depan jika tak ditangani dengan serius.

Adapun, N meremas alat vital anak-anak tak berdosa itu dengan dalih bercanda.

"Berdasarkan pengalaman empiris kami, beberapa kasus pelecehan seksual terhadap anak ternyata dilakukan oleh seseorang yang dulunya merupakan korban pedofil," kata dia saat dihubungi, Minggu (1/10/2023) malam.

Baca juga: Saat Lansia di Depok Remas Alat Kelamin Belasan Bocah, Dalih Bercanda dan Satu Korban Meninggal

"Korban bisa menjelma menjadi pelaku di masa depan karena tak ditangani dengan baik sebelumnya. Mereka secara psikologis tak ditangani dengan baik dan tak mendapat pengobatan apapun," lanjut dia.

Lia mengungkapkan korban pedofil yang tak ditangani dengan serius bisa menjelma menjadi pelaku ketika dirinya mendapat rangsangan.

Rangsangan yang dimaksud adalah perasaan atau sensasi serupa yang mirip ketika pelaku menjadi korban di masa lalu. Dia kemudian menceritakan kasus pedofilia lain yang dilakukan seorang guru terhadap muridnya. 

"Waktu kami tanya sama si pelaku itu, 'Apa yang membuat kamu melakukan itu kepada murid kamu?'. Dia bilang, 'karena waktu itu ada sentuhan dari murid'," ujar Lia.

Baca juga: Kronologi Bocah di Depok Tewas Usai Kelaminnya Diremas Lansia

"Pada mulanya sentuhan itu bukan di bagian sensitif. Anak itu hanya merangkul dan cuma bilang gini, 'Pak nanti bantuin kita ya ngerjain ini'. Nah, ketika ada trigger tadi, dia akhirnya flashback, mengingat apa yang pernah terjadi sebelumnya, sehingga dia melakukan hal yang pernah dialami sebelumnya kepada si murid," sambung dia.

Oleh karena itu, Lia mengungkapkan pihaknya akan memberikan pendampingan kepada seluruh korban N.

Komnas PA rencananya akan berkunjung dan mendata para korban hari ini, Senin (2/10/2023).

"Rencananya hari Senin mau berkunjung ke sana, sekalian kami mendata anak-anak itu, kami juga akan membawa tim psikolog ke sana. Nanti kami koordinasi dengan RT dan RW, seperti beberapa kasus yang pernah kami tangani, supaya nanti ada penanganan secara komprehensif," imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, seorang pria lanjut usia (lansia) berinisial N (70) kedapatan meremas belasan alat kelamin anak-anak di wilayah Tapos, Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Selidiki Kematian Bocah yang Alat Kelaminnya Diremas Lansia di Depok, RS Polri: Perlu Toksikologi

Menurut keterangan polisi, pelaku telah melancarkan aksinya hingga 15 kali.

Angka itu didapatkan usai Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Depok melakukan pendalaman terhadap kasus ini.

"Berdasarkan data yang kami dapatkan, identitas korban yang terhimpun kurang lebih ada 10-15 orang," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Depok Kompol Hadi Kristanto saat dikonfirmasi, Sabtu (30/9/2023).

Namun, jumlah tersebut masih bisa bertambah.

Sebab, saat melancarkan aksinya pada masa-masa awal, tak banyak orangtua atau korban yang komplain.

"Sepertinya ada lagi, tapi tersangka tidak bisa menjelaskan dan mengatakan lupa. Karena dari awal, dia (N) melakukan hal itu belum ada yang komplain melapor atau berkecepatan, sehingga dia terus melakukan hal itu ke banyak orang," tutur Hadi.

Baca juga: Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Bakal Jalani Tes Kejiwaan

Saat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya, Hadi menyebut pelaku tak memiliki motif khusus.

Ia melakukan hal itu dengan dalih bercanda.

"Penyampaian dia (N), aksi itu hanya bercanda, hanya untuk kepuasannya. Ia juga mengaku melakukan hal itu tak terlalu lama, hanya sekali atau dua kali remasan pada alat kelamin korban," ungkap Hadi.

N mengungkapkan dirinya tak pernah memaksakan diri selama melakukan aksi bejatnya.

Ketika korban hendak menangis, ia akan berhenti meremas alat kelamin korban dan berusaha menenangkan yang bersangkutan.

"Terkadang ada yang mau nangis atau mau melawan, lalu dia usap-usap punggungnya atau dadanya. Setelah itu, pelaku perlahan-lahan pergi," ucap Hadi.

Baca juga: Kasus Lansia Remas Kelamin Bocah di Depok, Polisi Belum Pastikan Penyebab Kematian Korban

Dari belasan korban, Hadi menyebut ada seorang bocah yang dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah alat kelaminnya diremas oleh N.

Bocah berinisial MDF (12) itu tewas usai alat kelaminnya diremas pelaku di wilayah Kampung Sindangkarsa, Tapos, Depok, Rabu (27/9/2023).

Kejadian pelecehan itu terjadi saat korban beserta tiga teman sebayanya berinisial D, A, dan R berboncengan motor.

Ketika berpapasan dengan pelaku, N tiba-tiba memberhentikan laju kendaraan mereka dan melancarkan aksi tak senonohnya.

"Yang bersangkutan (N), melakukan pemerasan (kelamin) kepada korban (MDF) yang disaksikan langsung oleh rekan-rekannya," ujar Hadi.

Usai alat kelaminnya diremas, korban mengaku sempat mengeluhkan rasa sakit yang luar biasa kepada teman-temannya.

Tapi, MDF disinyalir berusaha meredam rasa sakit itu dan tetap beraktivitas seperti biasa.

Walau demikian, korban tak tinggal diam. Ia lantas mengadukan peristiwa yang diderita kepada orangtuanya beberapa jam berselang.

Mendengar pengakuan sang anak, orangtua MDF merasa tak terima. Orangtua korban kemudian mendatangi N untuk meminta pertanggungjawaban.

"Saat mendatangi pelaku, terjadi perbincangan seperti ini, 'Kenapa melakukan seperti itu? Kenapa targetnya anak saya'," ungkap Hadi.

Saat momen itu, terjadi peristiwa yang sangat mengagetkan.

Ketika meminta pertanggungjawaban kepada N, korban MDF tiba-tiba tersungkur dan pingsan.

"Tanpa disengaja korban terjatuh. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong, dia dinyatakan meninggal dunia," kata Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Megapolitan
8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ketua RW di Cilincing Usir Paksa 'Debt Collector' yang Mangkal di Wilayahnya | Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Jatuh ke Lintasan Kereta

[POPULER JABODETABEK] Ketua RW di Cilincing Usir Paksa "Debt Collector" yang Mangkal di Wilayahnya | Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Jatuh ke Lintasan Kereta

Megapolitan
Polisi Tangkap 6 Orang Terkait Penggunaan Pelat Palsu DPR, Salah Satunya Pengacara

Polisi Tangkap 6 Orang Terkait Penggunaan Pelat Palsu DPR, Salah Satunya Pengacara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Megapolitan
Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Megapolitan
Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Megapolitan
Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Megapolitan
Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Megapolitan
Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Megapolitan
Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Megapolitan
DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com