BEKASI, KOMPAS.com - Keluarga Alvaro, bocah 7 tahun yang meninggal dunia setelah usai operasi amandel, menyebut adanya perubahan pelayanan dari Rumah Sakit (RS) Kartika Husada.
Perubahan pelayanan itu dirasakan keluarga setelah mereka melakukan somasi dan melaporkan pihak RS ke Polda Metro Jaya.
"Bentuk dari sikap mereka (pihak RS) setelah mendapatkan somasi memang langsung berubah 180 derajat," ujar paman Alvaro, Frans Sinaga (45), di RS Kartika Husada, Senin malam.
Baca juga: Bocah 7 Tahun Meninggal Usai Operasi Amandel, Orangtua Tak Dapat Penjelasan Pihak RS
Setelah disomasi dan dilaporkan itu, pihak RS lebih memberikan perhatian dan penjelasan tanpa harus ditanya ataupun diminta keluarga.
Padahal, kata Frans, sebelumnya ayah dan ibu Alvaro selalu meminta pihak RS untuk memberikan pelayanan terbaik demi menyelamatkan anak mereka.
"Mereka lebih perhatian, lebih care, lebih juga mau terbuka karena selama ini kan kalau kita minta tindakan-tindakannya dijelaskan selalu dibilangnya nanti tunggu manajemen, tunggu rapat manajemen," jelasnya.
Ia bersyukur tidak ada intimidasi dari pihak RS setelah adanya pelaporan dan somasi tersebut. Mereka justru mendapat fasilitas terbaik.
"So far sampai detik ini tidak ada, justru puji Tuhan setelah ada somasi dan juga laporan ke Polda memang ada beberapa fasilitas-fasilitas yang perhatian khusus," ujarnya.
Baca juga: Anaknya Meninggal Usai Operasi Amandel, Orangtua: Harus Jadi Pelajaran bagi Kita Semua
Selain soal fasilitas, komunikasi dengan dokter dan perawat lain juga lebih cepat, tanggap, dan detail menjelaskan kepada keluarga.
"Komunikasi, dokter-dokternya juga akhirnya lebih banyak, lebih cepat menyampaikan ke keluarga tiap detail yang dikerjakan kepada anak kami Alvaro," tuturnya.
Sebagai informasi, Alvaro meninggal dunia pada Senin (2/10/2023) pukul 18.45 WIB. Ia didiagnosis mati batang otak usai operasi amandel pada Selasa (19/9/2023).
Dari keterangan ayah Alvaro, Albert, anaknya hanya mengalami penyakit amandel yang sudah membesar dan disarankan diangkat.
Namun, usai operasi, kondisi Alvaro terus menurun, sempat henti napas dan henti jantung. Ia terpaksa dirawat di ruang intensif.
Beberapa hari setelahnya, tim dokter mendiagnosis Alvaro mati batang otak.
"Pada perawatan hari keempat tim dokter mendiagnosis pasien yang diduga mengalami mati batang otak secara klinis dengan melakukan beberapa pemeriksaan," ujar Rahma, perwakilan manajemen RS Kartika Husada.
Baca juga: Anaknya Meninggal Usai Operasi Amandel, Orangtua: Harus Jadi Pelajaran bagi Kita Semua
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.