Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda Tanya Pesan Terakhir Anak Pamen TNI AU Sebelum Tewas Terbakar di Lanud Halim, Benarkah Soal Kematian?

Kompas.com - 04/10/2023, 05:05 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah informasi aneh muncul dalam penyelidikan kematian anak Perwira Menengah (Pamen) TNI AU berinisial CHR (16) pada Minggu (24/9/2023).

Polisi menemukan status di akun Roblox korban yang bertuliskan, "Hi, if you see this, I'm probably already dead."

Roblox adalah multiplayer gaming experience yang dibuat untuk anak-anak dan remaja. Tak hanya sekadar game, di platform Roblox, pengguna juga memungkinkan membangun game sendiri.

Baca juga: Ada di Ring 1 Lanud Halim Perdanakusuma, TKP Anak Pamen TNI AU Tewas merupakan Pos Temporer

Polisi tengah menyelidiki apakah tulisan itu memiliki keterkaitan dengan tewasnya CHR atau tidak. Di sisi lain, polisi juga memeriksa teman sebaya CHR.

"Mereka yang pertama mengetahui status di Roblox korban, yang 'Hi, if you see this...' Mereka yang tahu karena sama-sama main game," ucap Kapolres Metro Jaktim Komisaris Besar Leonardus Harapantua Simarmata Permata, Selasa (3/10/2023).

Tak hanya itu, polisi juga menemukan dua kertas bergambar dan tulisan tangan yang diduga milik CHR. Kertas tersebut seperti bagian dari buku tulis yang dirobek dengan coretan pensil.

Menurut Leornadus, tulisan CHR dalam kertas tersebut memang tidak terlalu jelas. Kendati demikian, secara garis besar, CHR seperti menyampaikan kesenangannya saat berselancar menggunakan gawainya.

Baca juga: Polisi Temukan Kertas Bergambar Milik Anak Pamen TNI AU yang Tewas di Lanud Halim, Korban Merasa Dihargai Saat Main Game

"Bahwa, 'sepertinya bermain HP, tablet, dan komputer itu bagus.' Dia merasa dihargai di game tersebut daripada di kehidupan ini, itu kata-katanya," ucap Leonardus.

Adapun tulisan yang ada di kertas itu sebagai berikut..

"Mereka hanya peduli sama uang, bukan saya saat saya berbuat baik di depan mereka."

"Sepertinya bermain HP, tablet, dan komputer bagus. Aku merasa aku dihargai di game daripada kehidupan galaksi ini.."

Tak berarti pesan bunuh diri

Berkaitan dengan pesan yang tertulis di akun Roblox itu, ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, mengatakan pesan tersebut tidak bisa diartikan mentah-mentah.

Baca juga: Polisi: Tak Ada Bercak Darah dan DNA Lain Selain Milik Anak Perwira TNI AU yang Tewas Terbakar di Lanud Hakim

"Betapa pun ada pesan yang bernada ingin mengakhiri hidup, namun karena pesan itu terkait Roblox, maka menurut saya itu penting untuk didalami," ungkap Reza kepada Kompas.com, Selasa (3/10/2023).

Pasalnya, kata Reza, ada sekian banyak gim di Roblox yang muatannya tentang bunuh diri maupun kegiatan menyakiti diri sendiri.

"Dengan kata lain, apakah pesan yang terkesan itu sebagai pesan terakhir itu sungguh-sungguh almarhum ingin mengakhiri hidupnya atau pesan itu merupakan komunikasi yang ada di game tersebut tanpa ada niat sungguh-sungguh untuk mengakhiri hidupnya," kata dia.

Menurut Reza, bisa saja itu sebuah pertukaran pesan atau komunikasi antar sesama gamers yang memang berada dalam sebuah permainan yang mengandung muatan bunuh diri.

Baca juga: Kejanggalan-kejanggalan Kematian Anak Pamen TNI AU yang Terbakar di Lanud Halim

"Kalimat itu sepatutnya tidak dianggap ada dalam ruang vakum, tapi harus dikaitkan dengan konteks game Roblox itu sendiri," ujar Reza.

Terlebih, ucap Reza, Roblox sudah memberikan pernyataan atau disclaimer bahwa ketika menangkap pesan yang berkaitan dengan bunuh diri atau sejenisnya, mereka akan menghubungi otoritas penegakan hukum.

"Itu patut didalami juga apakah benar Roblox konsekuen dengan janjinya atau disclaimer-nya, termasuk dengan pemberian layanan bantuan pada gamer yang sudah terindikasi punya pemikiran untuk mengakhiri hidup mereka," kata Reza.

Baca juga: Polisi Temukan Kertas Bergambar Milik Anak Pamen TNI AU yang Tewas di Lanud Halim, Korban Merasa Dihargai Saat Main Game

Pesan dalam tulisan tangan

Hal senada juga diucapkan Reza soal penemuan tulisan tangan yang diduga milik CHR dalam dua lembar kertas oleh kepolisian. Menurut Reza, patut dipastikan apakah CHR penyandang disabilitas atau bukan.

Pasalnya, tulisan tangan untuk seorang remaja berusia 16 tahun itu tak lazim. Tulisan tangan CHR pada kertas dengan menggunakan pensil itu nyaris tak terbaca. Terdapat pula gambar menyerupai orang dengan coretan sederhana dalam kertas tersebut.

"Teksnya suram, tapi gambarnya tersenyum," ucap Reza.

Jika korban diduga menyandang disabiltas, terlebih menyangkut kemampuan berpikirnya, Reza berujar, maka polisi harus menafsirkan lebih dalam lagi soal pesan tersebut.

"Maka seberapa jauh kita bisa menafsirkan isi tulisan almarhum adalah benar-benar merefleksikan suasana batin atau pun isi hati almarhum?" kata Reza.

Baca juga: Ada 2 Modus Tewasnya Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim, Pakar: Tak Lazim bagi Orang yang Ingin Bunuh Diri

Dengan demikian, Reza mengatakan polisi juga harus mendalami adanya dugaan pembunuhan meskipun gerak-gerik CHR yang terekam di empat dari 18 kamera CCTV hanya berjalan sendirian.

Tidak ada orang lain yang terekam bersama CHR saat masuk ke pos itu. Remaja itu terlihat membawa sebuah tas ransel di punggungnya.

Penyidik menduga kuat tas itu digunakan untuk menyimpan sejumlah barang yang ditemukan di sekitar jasad CHR, yakni sebilah pisau, pakaian, dan map. Tak lama, jasad CHR ditemukan di TKP.

Di sisi lain, pihak TNI AU menyebut, tak sembarang orang bisa masuk ke pos tersebut. Ketika ditemukan, tubuh anak Pamen TNI AU itu dalam keadaan luka bakar 91 persen.

Selain luka bakar, penyidik menemukan sejumlah luka di tubuh CHR. Diduga, luka itu akibat penganiayaan. Namun, pihak rumah sakit tidak bisa menyimpulkan apakah luka itu diakibatkan oleh orang lain atau korban sendiri.

(Tim redaksi : Joy Andre, Jessi Carina, Nabilla Ramadhian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com