Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMP di Cengkareng Terapkan Belajar Jarak Jauh Usai Insiden Siswa Tewas Terjatuh dari Lantai 4

Kompas.com - 09/10/2023, 20:38 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat bakal menerapkan pembelajaran jarak jauh usai satu siswanya tewas diduga terjatuh dari lantai empat.

Korban berinisial D (16), ditemukan tergeletak bersimbah darah di belakang sekolah, Senin (9/10/2023). Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Purwosusilo menyampaikan, PJJ bagi para siswa dilakukan selama satu hari saja.

“Kami sudah merencanakan, sudah menghubungi para pihak dan besok anak-anak (siswa) proses pembelajarannya jarak jauh,” ungkap Purwosusilo di Kedaung Kali Angke, Cengkareng.

Baca juga: Bangunan SMP di Cengkareng Bakal Dievaluasi usai Siswa Tewas Diduga Jatuh dari Lantai 4

Ia menjelaskan, para siswa belajar dari rumah untuk mengantisipasi adanya olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh pihak Kepolisian.

Meski demikian, Purwosusilo memastikan pelayanan pendidikan tetap diberikan untuk para siswa. Siswa di sekolah itu juga akan mendapatkan pendampingan psikologis. 

"Anak-anak kita, dan guru-guru tentunya melihat, mendengar kejadian ini harus kita jaga. Terkait dengan secara psikologisnya ya, biar tidak trauma," jelas dia.

Bangunan sekolah dievaluasi

Purwosusilo menuturkan, Disdik DKI akan mengevaluasi bangunan sekolah tersebut. Sebab, korban disebut melewati jendela tanpa terali dan kaca lalu terpeleset ketika berdiri di pijakan di balik tembok bangunan.

Baca juga: Sebelum Jatuh dari Lantai 4 Sekolah, Siswa SMP di Cengkareng Lewati Jendela Bolong Tanpa Terali

"Kejadian apa pun tentu bagian dari evaluasi. Apakah Dinas Pendidikan akan berbuat begini, begini (mengambil tindakan)," ujar Purwosusilo.

"Kami sudah perintahkan kepada semua Sudin, Bidang Persekolahan, Satuan Pendidikan untuk mengecek kembali terkait dengan sarana prasarana yang ada di sekolah," tambah dia.

Ia menyebut, Disdik DKI Jakarta juga telah mengeluarkan surat edaran serta mengimbau sekolah untuk memenuhi standar prasarana dan sarana sekolah berdasarkan regulasi. Sementara itu, menanggapi jendela yang bolong Purwosusilo mengaku masih menunggu hasil penyelidikan polisi.

"Saya menghormati prosesnya, menghormati prosedurnya. Sudah ada yang punya kewenangan dan kompeten di bidangnya yaitu pihak kepolisian," ungkap dia.

Hasil penyelidikan, katanya, bakal dijadikan bahan evaluasi bagi layanan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Baca juga: Keluarga Siswa SMP di Cengkareng yang Diduga Jatuh dari Lantai 4 Menangis Histeris Saat Lihat Jenazah Korban

"Bicara sanksi nanti, apakah ada pihak sekolah yang seperti ini dan itu (kelalaian) kan nanti hasilnya," ucap dia.

Dihubungi secara terpisah, Kapolsek Cengkareng Kompol Hasoloan Situmorang menjelaskan bahwa korban diduga terjatuh sekitar pukul 09.30 WIB. Korban D melewati jendela tanpa terali dan kaca di salah satu ruangan kelas di lantai 4.

"Jendela itu bolong, nah mereka ada aktivitas di situ sehingga korban terjatuh dari lantai 4 itu," kata Hasoloan saat dihubungi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com